Kami yakin (SIPETAK) ini merupakan terobosan untuk pengelolaan tambak berbasis klaster
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong sosialisasi aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Tambak (SIPETAK) dalam rangka meningkatkan akurasi data dasar dalam pengelolaan tambak berbasis klaster di sejumlah daerah.

"Kami yakin (SIPETAK) ini merupakan terobosan untuk pengelolaan tambak berbasis klaster," kata Peneliti Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP) KKP, Taranamulia dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.

SIPETAK merupakan hasil riset dan inovasi Peneliti BRPBAPPP, Tarunamulia sejak tahun 2018. Aplikasi Prototipe Teknologi WebGIS tersebut merupakan pengembangan sistem informasi geografis (SIG atau GIS) yang berbasis jaringan internet.

WebGIS yang diakses pada alamat URL http://sipetak.brpbap3maros.com/, sebagaimana tujuannya dimaksudkan untuk memudahkan visualisasi dan interpretasi untuk menjamin efektivitas penetapan kebijakan pengelolaan pengembangan budidaya tambak.

Ia memaparkan, selain informasi petakan tambak, melalui aplikasi interface (Google Maps API), WebGIS ini juga menampilkan peta globe virtual gratis dan online yang didukung oleh citra satelit resolusi tinggi sehingga dapat menunjukkan tipe penggunaan lahan di sekitar tambak yang terdiri dari pemukiman, kebun campuran dan sawah.

Informasi penggunaan lahan di sekitar tambak eksisting sangat berguna, lanjutnya, adalah untuk memprediksi potensi pengembangan termasuk risiko dari dampak yang kemungkinan timbul akibat kegiatan budidaya terhadap penggunaan lahan.

"WebGIS SIPETAK juga menyediakan informasi jaringan saluran tambak dan sungai. Setiap saluran tambak dapat diberikan kode atau nama untuk kebutuhan pengelolaan seperti revitalisasi saluran dan manajemen kualitas air," paparnya.

Dalam penggunaanya, ujar dia, SIPETAK memiliki empat keunggulan utama, pertama, dapat menjadi dasar dalam pengelolaan tambak berbasis klaster.

"Kita bisa menambahkan informasi dan mengantisipasi faktor lingkungan, sosial, legal terkait tambak kita secara berkala," terang Taranamulia.

Manfaat kedua adalah dapat menjadi dasar dalam perencanaan pengelolaan lahan, berdasarkan pembatas-pembatas yang sudah ada pada kawasan atau areal tambak.

Sedangkan manfaat ketiga, pembudidaya dapat menyesuaikan untuk budidaya yang lebih efektif untuk keberlanjutan budidaya, dan keempat, dapat dimanfaatkan untuk manajemen kelompok budidaya serta penyuluh perikanan.

"SIPETAK sangat relevan dan dapat juga untuk memonitor, mengevaluasi kelompok yang penyuluh bentuk," ucap Taranamulia.

KKP juga tlah menyelenggarakan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) penggunaan Aplikasi SIPETAK (Sistem Informasi Pengelolaan Tambak) yang saat ini sudah berbasis Android, kepada penyuluh perikanan dari dua kabupaten, yaitu Kabupaten Barru dan Kabupaten Pangkep serta Dinas Perikanan Kab. Barru, Sulawesi Selatan, yang berlokasi di Instalasi Pembenihan Udang Windu dan Kepiting BRPBAPPP, 26-27 Oktober 2020, dengan jumlah peserta 50 orang.

Baca juga: Dirjen: Pembudidaya udang perlu perkuat pangsa pasar global
Baca juga: Edhy Prabowo tantang Pemda di Maluku kembangkan tambak udang

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020