Jakarta (ANTARA) - Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengungkapkan bahwa Grab Indonesia telah mengoperasikan lebih dari 5.000 armada kendaraan berbasis listrik, baik itu dalam bentuk roda dua, e-scooters, maupun roda empat.

"Grab ikut mendukung visi pemerintah untuk mengurangi emisi karbon sebesar 29 persen di tahun 2030, melalui inisiatif kami, yaitu kami saat ini sudah meluncurkan dan mengoperasikan lebih dari 5.000 armada kendaraan berbasis listrik," ujar Ridzki dalam acara peringatan Hari Listrik Nasional ke-75, secara virtual, Selasa.

Dari segi biaya operasi, menurut Ridzki, kendaraan berbasis listrik memiliki nilai ekonomis 20-30 persen dibandingkan dengan kendaraan berbasis fosil. Meski begitu, Ridzki mengakui bahwa harga beli yang terbilang cukup tinggi menjadi salah satu isu dalam penggunaan kendaraan berbasis listrik.

Untuk menyiasati hal itu, Grab Indonesia berinovasi melakukan kerjasama dengan sejumlah produsen kendaraan, termasuk Kymco. Penggunaan kendaraan berbasis listrik tersebut digunakan Grab dalam operasi layanan pengantaran barang dan makanan.

Baca juga: Komentar Gojek dan Grab soal Jakarta PSBB total

Baca juga: Grab luncurkan GrabBike Elektrik untuk layanan GrabFood


"Kenapa ada inovasi di sini, pertama, polanya adalah pola sewa, jadi cukup terjangkau. Kedua, dengan pola pengantaran barang dan makanan, itu produktivitasnya sangat tinggi, sehingga memang cocok untuk bisnis model seperti ini," kata Ridzki.

Namun, untuk jangka panjang, Ridzki mengatakan telah berdiskusi dengan sejumlah kementerian terkait, seperti Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dan Kementerian Keuangan, untuk memberikan usulan dalam hal ekosistem kendaraan berbasis listrik soal pola insentif, terutama untuk perpajakan.

Sementara, dari sisi teknologi, Ridzki mengatakan penggunaan kendaraan berbasis listrik pada armada layanan pengantaran barang dan makanan Grab telah dioptimalisasikan, dengan mengontrol radius jarak yang tidak terlalu jauh mengingat pengisian baterai, sehingga produktivitas mitra tetap terjaga.

Selain itu, untuk mendukung produktivitas, Grab juga telah bekerjasama dengan penyedia kendaraan listrik, khususnya roda dua, untuk memiliki baterai cadangan.

"Sedangkan untuk kendaraan roda empat, saat ini kami operasikan memang dengan kapasitas baterai yang tinggi, karena mereka bukan pengantaran makanan, mereka pengantaran orang, mereka jarak tempuhnya juga bisa jauh 400km, " ujar Ridzki.

Oleh karena itu, menurut Ridzki, operasional Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), yang diluncurkan hari ini, akan sangat penting untuk produktivitas pengemudi.

Melalui SPBKLU pengendara dapat menukar baterai yang lama dengan baterai yang sudah terisi dari rak penyimpanan, dan hanya membutuhkan waktu penukaran sekitar 3 menit.

Dengan semakin banyaknya SPBKLU, pengisian baterai kendaraan bermotor listrik dapat menjadi lebih cepat dan diharapkan semakin banyak masyarakat beralih ke kendaraan bermotor listrik.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif berharap untuk seluruh ekosistem dapat mendorong penggunaan kendaraan berbasis listrik.

"Kita dorong terus sama sama pemakaian kendaraan listrik ini. Mari kita berkendaraan listrik ke depan, supaya bisa menciptakan udara yang lebih bersih dan hemat energi," ujar Menteri Arifin.

Baca juga: Virtual Grab Driver Center hadir di Semarang

Baca juga: Gojek mulai terapkan "geofencing" di masa PSBB Jakarta

Baca juga: Grab masih nantikan keputusan pemerintah untuk ojek online
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020