Pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp29,5 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan lelang SUN sebelumnya
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menyerap dana sebesar Rp29,5 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) dengan penawaran masuk mencapai Rp66,27 triliun.

"Pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp29,5 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan lelang SUN sebelumnya," kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan keputusan untuk memenangkan lelang tersebut dipengaruhi oleh tingginya penawaran masuk, imbal hasil SBN yang wajar di pasar sekunder serta rencana kebutuhan pembiayaan hingga akhir tahun.

Deni menjelaskan lelang SUN kali ini sempat dipengaruhi oleh aksi wait and see investor yang menunggu hasil pemilihan Presiden di AS.

Baca juga: Bahana: Aliran modal asing tertahan, menunggu hasil Pilpres AS

"Namun incoming bids cukup besar mencapai Rp66,27 triliun dengan bid to cover ratio sebesar 2,24 kali," katanya.

Menurut dia, penawaran tinggi yang masuk hampir sama pada lelang SUN sebelumnya yaitu kepada seri FR086 dengan tenor 5 tahun, FR0087 dengan tenor 10 tahun dan FR0080 dengan tenor 15 tahun.

"Imbal hasil yang ditawarkan oleh investor cukup kompetitif yang tercermin dari penurunan WAY untuk tenor 10 dan 15 tahun sebesar 10 dan 11 bps dibandingkan dengan lelang SUN sebelumnya," kata Deni.

Hasil lelang SUN pada lelang kali ini antara lain mencakup seri SPN12210205, dengan jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,5 triliun, serta imbal hasil rata-rata tertimbang 2,97 persen.

Baca juga: Lelang SUN serap Rp32,75 triliun dipengaruhi membaiknya pasar domestik

Penawaran untuk seri ini mencapai Rp1,89 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 2,95 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk 3,25 persen.

Untuk seri SPN12211104, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,05 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,25 persen.

Penawaran untuk seri ini mencapai Rp2,66 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 3,22 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk 3,35 persen.

Untuk seri FR0086, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp4,8 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,52459 persen.

Penawaran untuk obligasi negara ini mencapai Rp12,54 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 5,48 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk 5,7 persen.

Untuk seri FR0087, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp7,15 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,58591 persen.

Baca juga: IHSG ditutup melambung di zona hijau, ikuti penguatan bursa global

Penawaran untuk obligasi negara ini mencapai Rp19,45 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 6,55 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,75 persen.

Untuk seri FR0080, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp6,2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,15854 persen.

Penawaran untuk obligasi negara ini mencapai Rp15,51 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 7,14 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,3 persen.

Untuk seri FR0083, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp4,45 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,24989 persen.

Penawaran untuk obligasi negara ini mencapai Rp7,44 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 7,22 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,4 persen.

Untuk seri FR0076, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp4,35 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,34928 persen.

Penawaran untuk obligasi negara ini mencapai Rp6,74 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 7,29 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,5 persen.

Baca juga: Pemerintah serap Rp26,1 triliun dari lelang SUN

 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020