Kita menunjukkan ke seluruh masyarakat bahwa Pemerintahan Pak Jokowi benar-benar fokus mencari jalan keluar bagi masyarakat yang ekonominya sekarang sedang terpuruk
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meresmikan Pasar Ikan Modern (PIM) Palembang, sekaligus meluncurkan kampanye #PasarLautIndonesia di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat.

"Kita hari ini bersama-sama menyaksikan bagaimana kita menunjukkan ke seluruh masyarakat bahwa Pemerintahan Pak Jokowi benar-benar fokus mencari jalan keluar bagi masyarakat yang ekonominya sekarang sedang terpuruk," kata Edhy dalam sambutannya.

Baca juga: Gairahkan pasar perikanan, Menteri KKP ajak warga konsumsi ikan

PIM, menurut dia, merupakan terobosan yang diharapkan menjadi tempat bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bisa melakukan usaha secara nyaman. PIM Palembang juga diharapkan menjadi jembatan perubahan bagi pedagang dan konsumen.

Edhy mengatakan pemerintah tidak akan sekadar membuka tapi terus mengawal dan mengevaluasi program pasar modern.

"Kalau memang dirasa perlu dibikin pasar ikan modern lagi di Palembang juga, kenapa tidak? Karena kita tahu masyarakat Sumatera Selatan itu makanan dasarnya selain nasi adalah ikan. Dalam setiap makanan, jajanan selalu ada ikan," katanya.

Maka, keberadaan PIM Palembang diharapkan bisa mendekatkan hasil tangkapan ikan kepada konsumen dalam keadaan segar dan aman.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Artati Widiarti menambahkan PIM Palembang merupakan pasar ikan modern ketiga setelah PIM Muara Baru, Jakarta, dan PIM Soreang,  Kabupaten Bandung, Jabar, yang diresmikan pada 2019 lalu.

PIM Palembang dibangun sejak Juli 2019 dan diselesaikan pada Maret 2020. Pasar ikan modern yang dibangun menggunakan APBN sebesar Rp25,28 miliar itu menempati lahan seluas 9.319 meter persegi yang terdiri atas dua lantai dengan total luas bangunan 6.348 meter persegi.

Adapun fasilitas PIM antara lain lapak ikan hidup, segar dan olahan sebanyak 154 unit, foodcourt 10 unit, satu unit cold storage kapasitas 15 ton, satu unit ice flake machine kapasitas 1,5 ton/hari, tempat bongkar muat, IPAL serta fasilitas penunjang berupa kantor pengelola, ruang promosi, ruang kesehatan, dan mushola.

"Jumlah pedagang yang memanfaatkan PIM Palembang yakni 164 orang dan diharapkan bisa menyerap tenaga kerja hingga 300-400 orang," kata Artati.

PIM Palembang didirikan guna meningkatkan angka konsumsi ikan masyarakat Sumatera Selatan yang mencapai 44,36 kg/kapita pada 2019. Angka tersebut berada di bawah angka konsumsi ikan nasional yang mencapai 54,49 kg/kapita.

Melalui PIM ini, diharapkan masyarakat Palembang dan sekitarnya akan lebih mudah mendapatkan ikan bermutu, aman dikonsumsi, berlanjut, beragam dan terjangkau serta semakin bangga pada produk perikanan Indonesia.

Selain meresmikan PIM Palembang, Menteri Edhy juga meluncurkan kampanye #PasarLautIndonesia sebagai sarana untuk bertukar informasi, edukasi dan promosi produk kelautan dan perikanan UMKM.

Program tersebut merupakan bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang digagas Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi guna menggerakkan ekonomi nasional berbasis UMKM di seluruh Indonesia.

Artati menuturkan sejak diluncurkan pada Agustus lalu itu telah bergabung sebanyak 1.355 UMKM dengan jumlah produk sebanyak 2.299 jenis.

"Melalui program #PasarLautIndonesia ini, diharapkan semakin banyak UMKM yang bergabung dan kita fasilitasi untuk mencetak UMKM sektor kelautan dan perikanan yang unggul yang mampu berdaya saing dalam menghadapi tantangan global ke depan," pungkas Artati.

Baca juga: KKP tingkatkan kapasitas enumerator pendata stok ikan
Baca juga: Menteri Kelautan dorong ekspor ikan dapat langsung dari Aceh

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020