krisis COVID-19 telah memaksa kita menggeser channel cara kerja dari cara-cara normal menjadi extra normal, dari biasa menjadi luar biasa
Jakarta (ANTARA) - Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian ESDM diharapkan dapat adaptif menghadapi sistem kerja yang baru, di mana kerangka kebijakan pengembangan kompetensi era new normal telah berubah dari training and development ke learning and development.

"Sesuai pidato Presiden RI pada sidang tahunan, krisis COVID-19 telah memaksa kita menggeser channel cara kerja dari cara-cara normal menjadi extra normal, dari biasa menjadi luar biasa, dari prosedur panjang dan berbelit menjadi smart shortcut, dan dari orientasi prosedur menjadi orientasi hasil," ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian ESDM Prahoro Nurtjahyo dalam informasi tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Sementara itu, Kepala Lembaga Administrasi Negara Adi Suryanto mengatakan krisis akibat pandemi COVID-19 merupakan kesempatan untuk mengubah cara berpikir ASN untuk membuat lompatan yang jauh.

Sistem saat ini memudahkan orang untuk belajar kapan saja dan dimana saja. "Bagaimana kita mengembangkan aplikasi dan sistem, bukan memindahkan sistem pembelajaran kelas dipindahkan ke virtual. Menggunakan sistem lama yang dibuat virtual tentu tidak menyelesaikan masalah, justru ASN harus membuat sistem baru yang cocok dilakukan secara virtual dan mampu memperoleh kualitas yang maksimal," jelasnya.

Lebih lanjut Adi menjelaskan bahwa pergeseran paradigma training and development ke learning and development yang dimaksud ialah proses meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dan mengembangkan sikap atau keyakinan kita sehingga kita memiliki kemampuan untuk membuat pilihan/keputusan.

CEO BNI University, Anang Basuki mengungkapkan bahwa di era saat ini pembelajaran dilakukan melalui Learning Paradigma Center yang berfokus pada kecepatan, kepentingan dan kebutuhan pegawai yang mengikuti diklat. Bukan lagi berfokus pada organisasi yang menyelenggarakan diklat. "Setiap pegawai adalah pelajar dan setiap pegawai adalah pengajar. Pembelajaran bisa dilakukan dimana saja," papar Anang.

Melengkapi narasumber lainnya Hiroshi Nishimoto, First Secretary Energy and Natural Resources Kedubes Jepang, mengungkapkan bahwa tantangan eksternal dan internal pengembangan SDM menjadi faktor utama dengan memperhatikan budaya, leadership dan skill.

Pemerintah Jepang sendiri melakukan perubahan dalam menghadapi new normal yaitu perubahan di luar organisasi, perubahan dalam organisasi dan target dari kebijakan. Selain itu, Jepang melakukan reformasi perubahan sistem kerja yaitu Equipment Reform, Institusional Improvement, dan Awareness of The Issue.

Baca juga: Tjahjo Kumolo jelaskan alasan pemerintah sesuaikan sistem kerja ASN
Baca juga: Kemenpan RB: COVID-19 bawa transformasi sistem kerja pemerintahan
Baca juga: Pemerintah kaji sistem kerja bergilir bagi ASN, BUMN, dan Swasta


Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020