Jakarta (ANTARA) - Pakar pendidikan Sudino Lim mengatakan pola pikir pembelajar harus ditanamkan pada peserta didik sejak jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

"Saya sering menemukan banyak mahasiswa yang tidak memiliki semangat untuk terus belajar. Penyebabnya bisa jadi karena pada jenjang PAUD, gagal menumbuhkan pola pikir pembelajar pada anak," ujar Sudino dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Dia menjelaskan untuk mengubah pola pikir anak harus dimulai dari jenjang PAUD. Apalagi sekitar 90 persen pertumbuhan otak anak terjadi pada saat PAUD.

Dia memberi contoh bagaimana pendidikan anak usia dini di Finlandia tidak difokuskan pada proses akademik, tetapi pada tumbuh kembang otak anak.

Kemampuan anak usia dini tidak hanya ditekankan kemampuan membaca dan menulis, namun juga dalam bidang lain seperti komunikasi, pengembangan interpersonal, kemampuan sosial, kesehatan fisik hingga kognitif numerasi, berpikir kreatif, kritis dan memecahkan masalah.

Sudino yang juga Ketua Yayasan Akademi Anak Indonesia (YAAI) mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Kipina Worldwide akan membangun beberapa TK di Indonesia.

Kipina merupakan TK internasional dengan kurikulum Finlandia. YAAI dan Kipina akan membangun lebih dari 10 cabang di seluruh Indonesia dalam kurun waktu empat tahun kedepan.

Kipinä mempunyai beberapa jaringan sekolah dan Kerjasama di 14 negara, terutama di wilayah Timur Tengah, Afrika Utara dan Eropa Timur. Kipinä juga membuka cabang sekolah di Vietnam pada Agustus 2020. Dalam waktu dekat Kipina bekerja sama dengan ILA. Nantinya Kipinä berencana akan berekspansi ke India, negara-negara ASEAN dan China.

Kipinä bermitra dengan Häme University of Applied Science akan menyediakan pelatihan bersertifikasi bagi para guru dengan kurikulum pedagogi Finlandia melalui program khusus yang diperuntukkan bagi guru-guru asing yang bekerja sama dengan Kipinä.

"Kami ingin menciptakan sekolah yang lain dari yang lain, dengan sistem pedagogi yang sudah teruji, standar internasional dan program kerja jangka panjang. Kipinä memungkinkan kita untuk mempunyai otonomi terhadap materi pembelajaran, meningkatkan sumber daya guru dan pendidik, dan menghargai kearifan lokal, tambahnya.

Managing Director Kipinä, Kieran Galvin, mengatakan sekolah ini mampu dijangkau masyarakat dengan daya beli menengah.

Kipinä menggunakan pendekatan kurikulum Finlandia berdasarkan National Core Curriculum for Early Childhood Education and Care, dengan tambahan-tambahan elemen yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia.

Baca juga: Tingkatkan kapasitas pengajar PAUD, OKU-SEAMEO CECCEP jalin kerja sama

Baca juga: Nadiem Makariem: PAUD kunci pembangunan SDM sepanjang hayat

Baca juga: Mendikbud tekankan pentingnya kualitas interaksi guru-murid di PAUD

 

Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020