Jakarta (ANTARA) - Istri Wakil Presiden Ma’ruf Amin Wury Estu Handayani mengatakan pneumonia masih menjadi penyakit yang mengancam kehidupan anak-anak di Indonesia, selain kekerdilan atau stunting dan COVID-19 yang dihadapi saat ini.

“Pneumonia masih menjadi salah satu penyebab utama kematian pada balita, dan sesungguhnya dapat dicegah dan diobati,” kata Wury dalam sambutannya pada Peringatan Hari Pneumonia Sedunia Tahun 2020 secara daring di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Menteri PPPA: Lingkungan sehat cegah pneumonia pada anak

Wury mengatakan anak-anak Indonesia memiliki hak kelangsungan hidup serta bertumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga Pemerintah dan masyarakat harus bekerja bersama-sama agar anak terbebas dari ancaman pneumonia.

Untuk mencegah anak-anak Indonesia terjangkit pneumonia, Wury mengajak seluruh orang tua dan masyarakat untuk menggalakkan lima langkah pencegahan, seperti yang dikampanyekan Kementerian Kesehatan.

Baca juga: Pneumonia Pembunuh Anak Nomor Satu di Dunia

Kelima langkah tersebut ialah pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan ditambah MPASI sampai anak berusia dua tahun, menuntaskan imunisasi pada anak, mengobati anak ke fasilitas kesehatan apabila sakit, memastikan kecukupan gizi anak dan menjalankan hidup bersih, serta memantau tumbuh kembang dengan memanfaatkan buku kesehatan anak.

Sementara itu, Menkes Terawan Agus Putranto mengatakan pneumonia merupakan masalah kesehatan utama yang diderita balita di dunia, khususnya di negara-negara berkembang.

“Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) Tahun 2017, sebanyak 15 persen dari kematian anak di bawah umur lima tahun atau setara 5,5 juta jiwa disebabkan oleh pneumonia,” kata Terawan.

Pneumonia adalah infeksi akut pada jaringan paru, yang disebabkan oleh virus, bakteri, parasit atau jamur, dan ditularkan melalui udara atau droplet. Pneumonia juga penyakit yang berbahaya bagi kelompok rentan, tambah Terawan.

Untuk penanggulangan pneumonia di Indonesia, Pemerintah meningkatkan pengelolaan terhadap penyakit tersebut dengan menambah akses dan pelayanan kesehatan untuk balita, serta perluasan imunisasi pneumococcal conjugate vaccine (PCV) secara bertahap ke seluruh wilayah.

Terawan juga meminta seluruh pemangku kebijakan lintas sektor dan pemerintah daerah untuk mendukung upaya Pemerintah dalam mencegah pneumonia, khususnya pada anak-anak.

“Saya mengimbau semua pihak, pemangku kebijakan lintas sektor dan organisasi provinsi bidang kesehatan untuk berkontribusi mencegah pneumonia, dengan mengampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat, serta menciptakan lingkungan yang sehat,” ujarnya.

 

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020