Jambi (ANTARA) -- Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) berkolaborasi dengan United Nations Development Programme (UNDP) menginisiasikan proyek Market Transformation through Design and Implementation of Appropriate Mitigation Actions in Energy Sector (MTRE3). Lewat MTRE3 terbangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) berkapasitas 60Kw (kilowatt) di Desa Lubuk Bangkar, Provinsi Jambi.

Sebelum adanya pembangkit ini, masyarakat hanya memiliki penerangan dari generator berbahan bakar diesel atau lampu minyak. Saat itu, listrik merupakan barang mewah. Masyarakat seringkali harus menghentikan aktifitas karena tidak adanya penerangan. Mereka tidak merasa aman untuk berada diluar rumah ketika malam hari, terutama kelompok perempuan. Kini, akses listrik yang dihasilkan dari PLTMH telah membawa terang dalam kehidupan masyarakat.

Pandemi Covid-19 yang terjadi secara global membawa perubahan yang luar biasa dan sangatberdampaknegatif terhadap kesehatan, ekonomi masyarakat dan lingkungan. Hampir seluruh kelompok masyarakat tidak luput dari dampak pandemi, dan masyarakat pra-sejahtera adalah kelompok yang paling rentan terkena dampaknya.Kondisi krisis seperti sekarang ini semakin menyadarkan kita akan pentingnya ketahanan atas kebutuhan dasar, di antaranya pangan, tempat tinggal, air, dan infrastruktur listrik. Ketersediaan listrik menjadi semakin penting disaat pandemi.

PLTMH juga menjadi stimulan ekonomi bagi Desa Lubuk Bangkar. Pemerintah desa bersama masyarakat mulai menyadari bahwa desa ini memiliki banyak potensi sehingga saat ini usaha kecil dan jasa pariwisata mulai tumbuh. Sebelum pandemi Covid-19, akses listrik telah meningkatkan kunjungan pariwisata ke Bukit Tempurung. Geliat peningkatan pariwisata juga telah medorong pertumbuhan kegiatan ekonomi skala rumah tangga seperti bisnis kuliner yang juga menggunakan akses listrik untuk mengolah makanan dan minuman. Kini pada masa pandemi Covid-19, kegiatan ekonomi masyarakat di sekitar Bukit Tempurung tetap berjalan dengan memperhatikan protokol kesehatan secara ketat.

Selain pelaku usaha di sektor pariwisata, peningkatan kesejahteraan juga dirasakan oleh para petani kopi. Akses listrik telah membantu para petani kopi meningkatkan produksi kopi. Mereka kini mengolah biji kopi untuk menambahkan nilai jualnya. Sebelumnya, tanpa akses listrik, petani hanya bisa menjual biji kopi mentah kepada tengkulak dengan harga yang murah. Melihat adanya potensi penguatan ekonomi sosial masyarakat, dukungan terhadap PLTMH-pun datang dari berbagai pihak. Pemerintah daerah mendukung adanya perkembangan ekonomi dan sosial masyarakat dengan adanya PLTMH melalui pengalokasian Alokasi Dana Desa (ADD) untuk membangun jalan desa sepanjang 700 meter. Jalanan itu dibangun menuju PLTMH agar pengelola dapat mengoperasikan dan merawat fasilitas tersebut.

Upaya membangun aspek lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat melalui akses listrik berbasis EBT adalah investasi jangka panjang. Namun manfaatnya dapat dinikmati untuk lintas generasi. Masyarakat kini menikmati peningkatan pendapatan. Sebagai contoh, kini petani kopi dapat menggunakan pendapatan mereka untuk membeli makanan yang sehat dan menjamin pendidikan anak-anak mereka. Efek lintas generasi ini adalah peluang yang dihasilkan dari adanya akses listrik berbasis EBT.

Direktur Aneka Energi Harris mengatakan, mengungkapkan bahwa akses listrik berbasis EBT adalah cara untuk memenuhi salah kebutuhan yang paling esensial dalam kehidupan masyarakat. Disaat pandemi Covid-19, akses listrik merupakan kebutuhan dasar yang membantu masyarakat untuk dapat bertahan ditengah krisis yang melanda.

“Akses listrik ini merupakan faktor penting bagi desa-desa terpencil di luar sana, dari Desa Lubuk Bangkar, kita bisa saksikan bahwa kita bisa menjalani hidup dengan energi bersih, memanfaatkan potensi alam di sekitar kita”, ujar Harris.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020