Penandatanganan ini menandai masih kuatnya komitmen kita terhadap multilateralisme
Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan penandatanganan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) atau Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional pada Minggu (15/11) menjadi simbol komitmen perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan di kawasan.

Presiden Jokowi dalam pidatonya secara virtual di Konferensi Tingkat Tinggi Ke-4 RCEP, dari Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Minggu, mengatakan penandatanganan RCEP akan menjadi momentum yang bersejarah, setelah masa perundingan pakta kerja sama ekonomi itu yang menghabiskan waktu hampir satu dekade.

"Penandatanganan ini menandai masih kuatnya komitmen kita terhadap multilateralisme," ujar Presiden.

Pakta perdagangan regional yang digadang-gadang sebagai yang terbesar di dunia ini resmi ditandatangani oleh 10 negara ASEAN dan lima negara mitra yaitu China, Korea Selatan, Australia, Jepang, dan Selandia Baru. Hal itu menjadi bagian historis untuk Indonesia yang menginisiasi kerja sama di kawasan tersebut saat bertindak sebagai Ketua ASEAN pada 2011.

Menurut Presiden, semua negara merasakan proses perundingan RCEP ini bukanlah sesuatu yang mudah. Namun, RCEP akhirnya dapat disetujui karena komitmen kuat terhadap prinsip multilateralisme, atau kerja sama antarnegara di kawasan.

Kesepakatan RCEP, kata Presiden, juga menandakan komitmen negara-negara terhadap prinsip perdagangan multilateral yang terbuka, adil, dan menguntungkan semua pihak.

Baca juga: Presiden sampaikan sejumlah pesan dalam KTT ASEAN-PBB

Baca juga: Presiden Jokowi hadiri KTT ASEAN-PBB dan KTT RCEP


Lebih penting lagi, hal ini memberikan harapan dan optimistis bagi pemulihan ekonomi pascapandemik COVID-19 di kawasan.

Dalam KTT hari terakhir ini, negara-negara anggota RCEP menyampaikan apresiasi terhadap kepemimpinan Indonesia selama proses perundingan.

Presiden Jokowi juga menyampaikan ucapan terima kasihnya atas dukungan konstruktif banyak pihak yang terlibat selama proses perundingan.

"Sebuah kehormatan bagi Indonesia menjadi negara koordinator dalam proses panjang ini. Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan atas dukungan dan kontribusi konstruktif semua negara tanpa terkecuali dalam proses perundingan ini," ujarnya.

RCEP menjadi simbol komitmen pemimpin negara di kawasan terhadap paradigma win-win (saling menguntungkan) yang mengutamakan kepentingan bersama. Komitmen atas perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan di kawasan tersebut akan menjadi bagian penting bagi kawasan terhadap sentralitas ASEAN di kawasan Indo-Pasifik.

Baru Permulaan

Namun, Presiden Jokowi justru menyebutkan bahwa penandatanganan perjanjian kerja sama ini hanyalah sebuah permulaan. Setelahnya, negara-negara yang terlibat masih harus berupaya untuk menerapkan-nya.

"Ini juga membutuhkan komitmen politik pada tingkat tertinggi. Bagi Indonesia, kami masih membuka peluang negara di kawasan untuk bergabung dalam RCEP ini," ujarnya.

Di akhir KTT pada Minggu ini, penandatanganan RCEP disaksikan masing-masing pemimpin ASEAN dan negara mitra yakni China, Korea Selatan, Australia, Jepang, dan Selandia Baru.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam KTT Ke-4 RCEP dan dalam acara penandatanganan RCEP yaitu Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Baca juga: Presiden: ASEAN harus tumbuh jadi kekuatan besar ekonomi digital

Baca juga: Presiden Jokowi sambut baik Selandia Baru tandatangani kemitraan RCEP


Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020