Surabaya (ANTARA) -
Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), meluncurkan pembelajaran berbasis aplikasi bernama pondokkarakter.com yang dikhususkan kepada guru dan juga orang tua siswa.
 
Ketua umum DPP LDII Chirswanto Santoso di Surabaya, Kamis, mengatakan pendidikan karakter sangat diperlukan menyusul Indonesia akan memiliki bonus demografi.
 
"Kalau selama ini siswa yang menjadi objek pendidikan karakter, maka kami berinisiasi untuk meningkatkan karakter yang baik dan benar kepada tenaga pengajar dan juga orang tua," katanya di Surabaya.
 
Ia mengemukakan kesiapan sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menyiapkan generasi Indonesia yang pintar dan berkarakter yang baik.

Baca juga: Kemenag tekankan moderasi beragama di Musda IX LDII Surabaya

Baca juga: LDII dorong kemandirian umat usai penistaan Nabi Muhammad di Prancis
 
"Rencananya platform itu akan diluncurkan pada tanggal 24 November di Jakarta," ujarnya.
 
Pada kesempatan yang sama, Baseng, Ketua Tim pondokkarakter.com menjelaskan LDII peduli pada pengembangan SDM hasil Munas LDII yakni profesional religius.
 
"Saat ini LDII memiliki sekitar 300-an lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak hingga jenjang perguruan tinggi," katanya.
 
Ia mengatakan jika dulu pengembangan SDM dilaksanakan kepada siswa kini diberikan kepada pengajar dan juga orang tua.
 
"Tidak hanya pengajar seperti guru yang ada di dalamnya, tetapi ada enam pelaku pendidikan karakter yaitu, pendiri sekolah atau ketua yayasan, Kepala sekolah, guru,
pamong (pengganti orang tua di sekolah), tenaga pendidikan seperti bagian tata usaha, dan juga orang tua siswa," katanya.
 
Ia menjelaskan mereka inilah yang perlu disamakan persepinya tentang pendidikan karakter kepada siswa, karena pendidikan karakter itu harus dipelajari terus menerus dan dicontohkan dalam perilaku kepada siswa.
 
"Di dalam laman itu juga ada tutorial cara memberikan pendidikan karakter kepada anak sesuai dengan kategori masing-masing," ucapnya.*

Baca juga: Wagub Lampung berharap LDII kembangkan sikap budi pekerti terpuji

Baca juga: LDII: Hari Santri momentum pemberdayaan santri

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020