Jakarta (ANTARA) - Para pemimpin dari negara anggota Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) mengesahkan dua dokumen hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC yang diselenggarakan di Malaysia, Jumat.

Dua dokumen itu adalah APEC Putrajaya Vision 2040 yang merupakan kelanjutan dari Bogor Goals 1994, dan dokumen Kuala Lumpur Declaration (Deklarasi Kuala Lumpur) yang juga terkait dalam upaya kawasan menangani pandemi COVID-19.

“APEC Putrajaya Vision 2040 berfokus kepada empat hal,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam konferensi pers daring di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat, usai mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengikuti KTT APEC 2020 secara virtual.

Baca juga: Menlu: Para pemimpin APEC bahas dua agenda utama
Baca juga: Presiden Jokowi hadiri KTT APEC 2020 secara virtual
Baca juga: PM Thailad: RCEP dukung visi APEC wujudkan pasar bebas Asia-Pasifik


Pertama, penguatan sistem perdagangan dan investasi. Kedua, pengembangan inovasi dan digitalisasi. Ketiga, memastikan ketahahan melalui pertumbuhan yang kuat dan berkualitas di kawasan Asia Pasifik, serta yang keempat semangat penguatan kelembagaan APEC dan penetapan 2040 sebagai batas pencapaian visi APEC.

Dokumen APEC Putrajaya Vision 2040 ini akan menjadi landasan selanjutnya kerja sama APEC untuk 20 tahun ke depan.

“APEC Putrajaya Vision 2040 merupakan kelanjutan dari Bogor Goals yang telah mencapai tenggatnya di 2020 ini, dan visi baru ini akan menjadi landasan selanjutnya kerja sama APEC untuk 20 tahun ke depan,” ujar Retno.

Dokumen kedua adalah Deklarasi Kuala Lumpur. Dokumen ini menekankan komitmen para pemimpin APEC untuk bekerja sama menangani pandemi COVID-19 dan memulihkan ekonomi, termasuk memanfaatkan peluang ekonomi baru seperti ekonomi digital, dan mendorong pembangunan berkelanjutan yang inklusif dan inovatif.

KTT APEC pada Jumat ini diikuti oleh 21 pemimpin ekonomi negara anggota APEC Turut hadir Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva yang memaparkan proyeksi perekonomian global.

 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020