Mataram (ANTARA) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendorong semua pihak mengembangkan potensi-potensi ekonomi kerakyatan di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, dengan tetap melestarikan adat dan budaya yang sudah menjadi warisan zaman dahulu.

"Potensi-potensi ekonomi kerakyatan di Kabupaten Lombok Utara banyak, dari sisi perikanan, dan kerajinan khususnya tenun. Tapi potensi tersebut belum dikelola dengan baik," kata Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Sjamdul Hadi, usai penutupan Festival Rinjani, di Mataram, Minggu.

Menurut dia, kelompok-kelompok tenun di Kabupaten Lombok Utara, relatif tidak banyak, berbeda dengan wilayah lain. Namun masyarakat penenun di kabupaten termuda di NTB itu, memiliki semangat untuk maju dan mengembangkan diri.

Sebab, nilai-nilai tradisi pembuatan tenun yang dipegang pengrajin di Kabupaten Lombok Utara, masih bersifat monoton.

Para penenun yang belum berkelompok itu perlu mendapat masukan dari berbagai pihak terkait, khususnya akademisi mengenai teknologi mendesain, tapi tidak mencerabut akar budaya yang mereka pegang selama ini.

"Jadi nilai-nilai tekstur tenun di Kabupaten Lombok Utara, tetap digunakan, tapi dengan komposisi sesuai kekininan. Salah satu yang menjadi perhatian, yaitu pengembangan pewarnaan alami karena belum banyak dikenal," ujarnya.

Selain tenun, Kabupaten Lombok Utara juga memiliki potensi ekonomi dari sektor perkebunan, salah satunya kopi yang harus memiliki merek (brand) tersendiri. Sebab, merek kopi dari wilayah utara Pulau Lombok itu relatif banyak beredar di pasaran.

Ada juga potensi ekonomi dari wisata budaya yang sudah berkembang di Kabupaten Lombok Utara sejak puluhan tahun. Potensi tersebut tetap harus dilestarikan dan tidak boleh tergerus perkembangan kemajuan teknologi informasi yang terjadi secara global.

Untuk itu, pemerintah hadir sehingga pengembangan ruang-ruang mengangkat ekonomi kerakyatan perlu didorong dan tidak serta merta dalam bentuk bantuan uang kepada msyarakat, tapi bagaimana membangun ekosistem yang berkelanjutan.

"Untuk membangun ekonomi kerakyatan, ekosistemnya harus kuat dan terstruktur. Bentuk kelembagaannya berupa koperasi sehingga potensi-potensi mengangkat ekonomi dan pariwisata budaya di Kabupaten Lombok Utara, menjadi satu kesatuan ekosistem," katanya.
Baca juga: Gandeng desainer lokal, BI tingkatkan eksistensi tenun Lombok
Baca juga: NTB dorong penggunaan alat tenun bukan mesin di tenun Pringgasela
Baca juga: Presiden Jokowi kepincut kain tenun Lombok

Pewarta: Awaludin
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2020