"Untuk menghindari pertengkaran silahkan ke luar rumah, carilah nafkah ekonomi buat keluarga. Tetapi tetap disiplin menerapkan 4 M yakni memakai masker, mencuci tangan dengan ari mengalir dan gunakan sabun, menjaga jarak fisik aman, serta menghindari
Provinsi Riau (ANTARA) - Gubernur Raiu Syamsuar menyatakan kerisauannya terkait banyaknya pasangan suami istri yang bercerai akibat pandemi COVID-19 yang telah berdampak terhadap menurunnya pendapatan masyarakat, lalu diam di rumah dan sering terjadi pertengkaran.

"Untuk menghindari pertengkaran silahkan ke luar rumah, carilah nafkah ekonomi buat keluarga. Tetapi tetap disiplin menerapkan 4 M yakni memakai masker, mencuci tangan dengan ari mengalir dan gunakan sabun, menjaga jarak fisik aman, serta menghindari kerumunan," kata Syamsuar dalam keterangannya di Pekanbaru, Senin.

Dia mengatakan, gerakan 4 M perlu disiplin dilakukan sebab penyebaran virus dari satu manusia ke manusia lainnya melalui percikan cairan yang berasal dari saluran pernapasan dan mulut, seperti buliran yang keluar saat batuk atau bersin, yang disebut droplets itu.

Karenanya, jangan sampai terjadi lagi pertikaian di rumah tangga, hingga mendorong perceraian, yang menerima dampak terburuk adalah anak-anak yang ditinggalkan.
Baca juga: Tips hindari perceraian yang rawan di tengah pandemi
Baca juga: Sebulan perceraian di Cirebon capai 1.000 perkara


"Sayangilah keluarga, silahkan keluar rumah dan carilah nafkah ekonomi dengan baik. Suami dan istri harus saling membantu kendati dalam situasi terburuk kini," katanya.

Pada kesempatan itu, Syamsuar pun meminta PLKB di setiap Kampung KB agar turut berperan aktif selain mendorong peningkatan peran aktif bapak dan ibu dalam menjaga keluarga mereka di antaranya bisa melalui Kampung KB.

Di Riau kini ada 138 Kampung KB, diharapkan kampung KB yakni kampung Keluarga Berkualitas merupakan kegiatan Instruksi Presiden yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung, atau yang setara melalui Program Bangga Kencana serta pembangunan sektor terkait.

"Berdayakan dan optimalkan fungsi kampung KB sebagai basis pelayanan keluarga, juga berkaitan dengan mendukung upaya pemerintah dalam kendalikan jumlah penduduk," katanya.
Baca juga: Kala pandemi COVID-19, hampir 5 ribu pasutri Sukabumi berceraiBaca juga: Konsultan keluarga: Perceraian bukan solusi di masa pandemi

Pewarta: Frislidia
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020