Jumlah pengungsi di TPPS Desa Klakah pada Rabu (25/11) malam bertambah sebanyak 102 orang asal Dukuh Sumber sehingga kini jumlah totalnya menjadi 368 orang
Boyolali, Jateng (ANTARA) - Jumlah pengungsi di lereng Gunung Merapi yang ditempatkan di  penampungan pengungsian sementara (TPPS) di Balai Desa Klakah Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Kamis, bertambah menjadi 368 orang kelompok rentan.

Menurut Sekretaris Desa Klakah Arif Yuwono jumlah pengungsi di TPPS Desa Klakah pada Rabu (25/11) malam bertambah sebanyak 102 orang asal Dukuh Sumber sehingga kini jumlah totalnya menjadi 368 orang.

"Jumlah pengungsi tambah 102 orang dari Dukuh Sumber, dan sebelumnya dari Dukuh Bakalan ada 266 orang, kini semuanta menjadi 368 orang," katan Arif Yuwono.

Arif menjelaskan, warga Sumber minta dievakuasi karena khawatir setelah mendengar suara gemuruh yang sering terjadi dari puncak Merapi. Warga kemudian meminta dievakuasi ke TPPS Balai Desa Klakah, pada Rabu (25/11), sekitar pukul 20.00 WIB.

Warga khawatir dengan suara gemuruh cukup keras dari Dukuh Sumber, sehingga mereka minta dievakuasi ke bawah yang lebih aman," kata Arif.

Arif mengatakan TPPS Balai Desa Klakah sudah menyiapkan sebanyak 67 kamar dan jika setiap kamar diisi 5 orang sudah bisa menampung sekitar 300-san orang. Jika masih kurang bisa ditempatkan di gedung SD Negeri 1 Klakah. Jadi TPPS masih bisa menampung warga yang mengungsi.

Pada evakuasi warga Sumber, kata dia, melibatkan banyak relawan baik dari TNI/Polri, Pemda, dan PMI dari Dukuh Sumber menuju ke TPPS balai desa setempat.

Pihaknya dengan banyaknya pengungsi di TPPS Balai Desa Klakah selalu menerapkan protokol kesehatan. Mereka yang tidak memakai masker dibagikan masker, disediakan tempat cuci tangan dengan sabun, dan selalu menjaga jarak serta tidak boleh ada kerumunan.

"Kami mewajibkan pengungsi memakai masker. Soal vaksin jika ada untuk warga Klakah siap divaksin untuk mengantisipasi penyakit COVID-19," katanya.

Menyinggung soal ketersediaan logistik dengan bertambahnya pengungsi, kata Arif, tidak ada kendala karena soal logistik stok masih mencukupi hingga beberapa hari ke depan.

Menyinggung soal dapur umum untuk pengungsi, kata dia, dengan memberdayakan ibu-ibu PKK Desa Klakah. Anggota PKK desa setiap hari ada dua RT yang bertugas di Dapur Umum untuk melayani pengungsi.

Kepala Desa Jrakah Tumar mengatakan untuk jumlah pengungsi di TPPS Desa Jrakah hingga Kamis ini, bertambah 10 orang sehingga totalnya menjadi 257 orang. Mereka warga rentan yakni lansia sebanyak 61 orang, Balita (63), disabilitas (5), anak-anak (31), dewasa (66), ibu hamil (3), dan ibu menyusuia (19).

"Jumlah pengungsi di Desa Jrakah Selo, jari Dukuh Sepi dan Kajor dengan totalnya menjadi 257 orang. Soal logistik cukup dan semuanya kondisi sehat," kata Tumar.

Pihaknya ada Satgas COVID-19 Desa Jrakah sehingga selalu mengawasi dengan menerapkan protokol kesehatan dengan jaga jarak, memakai masker dan menghindari kerumunan. Setiap sudut juga disediakan tempat cuci tangan dengan sabun.

Komandan Koramil Selo Kapten Inf. Tony Hidayanto mengatakan sukarelawan baik dari TNI/Polri, Pemda, dan relawan telah melakukan evakuasi sebanyak 102 orang dari Dukuh Sumber Desa Klakah ke TPPS, pada Rabu (25/11) malam.

"Kami telah mengerahkan sebanyak 6 unit mobil, terdiri dari empat unit jenis pikap dan dua unit mobil ambulance untuk mengevakuasi warga Bakalan ingin mengungsi," kata Tony.

Namun, kegiatan evakuasi berjalan lancar dan baik menuju ke TPPS Balai Desa Klakah. Sehingga jumlah pengungsi ndi Klakah menjadi 368 orang, Jrakah ada 257 orang dan Tlogolele 277 orang. 

Baca juga: Jumlah pengungsi Merapi di TPPS Boyolali terus bertambah

Baca juga: Tim gabungan Boyolali gelar apel siaga erupsi Merapi

Baca juga: PMI pantau kesiapan pos pengungsian Merapi di Boyolali

Baca juga: Pangdam IV/Diponegoro tinjau tempat pengungsian Merapi di Boyolali


 

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020