Jakarta (ANTARA) - General Motors (GM) punya ambisi besar untuk memenangi persaingan pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dalam satu dekade ke depan, dengan menyiapkan sedikitnya 30 model baru mobil listrik hingga 2025 mendatang.

Bukan hanya itu, CEO GM Mary Barra juga menyatakan akan meningkatkan komitmen keuangannya untuk pengembangan mobil listrik dan otonom GM menjadi 27 miliar dolar atau sekira Rp380 triliun, naik 20 miliar dolar dibanding rencana semula sebelum pandemi COVID-19.

“Perubahan iklim itu nyata, dan kami ingin menjadi bagian dari solusi dengan menempatkan semua orang di kendaraan listrik,” kata Mary Barra dalam pernyataan resminya, dikutip Minggu.

“Kami sedang dalam proses transisi ke portofolio serba listrik dari posisi yang kuat dan kami berfokus pada pertumbuhan. Kami dapat mempercepat rencana kendaraan listrik karena kami dengan cepat membangun keunggulan kompetitif dalam baterai, perangkat lunak, integrasi kendaraan, manufaktur, dan pengalaman pelanggan,” tambahnya.

Baca juga: GM "recall" 194.105 kendaraan lantaran oli transmisi bocor

Baca juga: GM raih laba 4 miliar dolar kuartal ketiga


Pada tahun 2025, GM akan meluncurkan 30 EV di seluruh dunia, dan lebih dari dua pertiganya akan tersedia di Amerika Utara. Model listrik semua akan tersedia pada merek-merek di bawah GM, baik itu Cadillac, GMC, Chevrolet, dan Buick.

GM telah menciptakan keunggulan dalam teknologi baterai kendaraan listrik melalui baterai Ultium-nya yang praktis dan fleksibel. Dengan baterai Ultium, kendaraan listrik GM mendatang mampu menempuh 450 mil atau sekitar 724,2 km untuk satu kali pengisian penuh.

Ultium sudah mewakili pencapaian tonggak dalam bidang elektrifikasi, dengan biaya paket baterai hampir 40 persen lebih rendah daripada yang ada di Chevrolet Bolt EV. Terlepas dari pandemi, pekerjaan GM pada EV dipercepat selama tahun 2020.

Sekarang, hanya delapan bulan setelah teknologi tersebut pertama kali diungkapkan, GM memproyeksikan bahwa paket Ultium generasi kedua, yang diperkirakan siap pada pertengahan dekade ini, akan berharga 60 persen lebih murah daripada baterai yang digunakan saat ini dengan kepadatan energi dua kali lipat.

Bukan hanya pada investasi teknologi dan manufaktur, GM juga baru-baru ini merekrut 3.000 teknisi sistem kelistrikan, perangkat lunak infotainment, dan kontrol, ditambah pengembang untuk Java, Android, iOS, dan platform lainnya.

GM terus menjajaki pemberian lisensi pihak ketiga untuk arsitektur Ultium EV, baterai, dan sistem propulsi, bersama dengan teknologi sel bahan bakar Hydrotec yang dikembangkan bersama Honda.

Baca juga: GM "recall" 5,9 juta mobil bermasalah kantung udara

Baca juga: Bos GM khawatir "siang dan malam" tentang penyebaran virus corona

Baca juga: GM "recall" 68 ribu Chevrolet Bolt EV karena risiko kebakaran
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020