Beijing (ANTARA) - Tidak ada negara di dunia ini yang kebal dari COVID-19 yang memang tidak pandang bangsa dan batas negara tertentu. 

Tidak ada pula negara di dunia ini yang bebas dari dampak pandemi yang memang melumpuhkan semua sendi-sendi perekonomian global.

Namun bencana pandemi tidak untuk diratapi, apalagi dikutuk karena memang tiada guna. Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan, begitu kata pepatah.

Setidaknya itulah pelajaran yang bisa dipetik dari China sebagai negara yang pertama kali mengalaminya sekaligus pertama kali pula yang berhasil mengatasinya.

Sebagai negara besar, ternyata China tidak ingin menikmati sendiri keberhasilannya dalam mengatasi wabah global tersebut, melainkan ingin membagikan pengalamannya kepada negara-negara lain, termasuk mitranya.

China sangat siap bekerja sama dengan ASEAN dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, berbagi informasi produksi, pengembangan, dan penyaluran vaksin, demikian Presiden Xi Jinping dalam pidato pembukaan China-ASEAN Expo (CAExpo) di Nanning, Daerah Otonomi Guangxi, Jumat (27/11/2020).

Vaksin bukan saja senjata ampuh dalam memerangi COVID-19, melainkan juga komponen utama dalam menggerakkan roda perekonomian global yang terpuruk akibat pandemi.

"Jika vaksin COVID-19 sudah siap digunakan, maka China akan secara aktif melihat kebutuhan negara-negara ASEAN," kata Xi meyakinkan.

Pernyataan tersebut bagaikan setetes embun di tengah gurun karena diucapkan oleh pemimpin negara ekonomi terbesar kedua di dunia di tengah sengitnya persaingan negara-negara maju lainnya dalam mengembangkan vaksin tersebut.

Bukan vaksin saja, namun Presiden Xi juga menjanjikan dukungan finansial untuk program Tanggap COVID-19 di negara-negara ASEAN.

China juga bersedia melatih 1.000 tenaga administrasi dan spesialisasi kesehatan di ASEAN serta mempersiapkan cadangan peralatan dan kebutuhan kesehatan masyarakat dalam situasi darurat.

China merasa diberkati bertetangga dengan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara, baik yang berbatasan laut, maupun darat.

Pada saat hubungannya dengan mitra dagang terbesarnya di Amerika Serikat terganggu sejak awal 2019, China masih bisa mengandalkan negara-negara Uni Eropa.

Namun saat pandemi melanda yang berdampak signifikan terhadap ekonomi negara-negara mitra utamanya di Eropa itu, China masih punya tetangga yang ternyata jauh lebih bisa diandalkan lagi.

Jika pada tahun 2010 nilai perdagangan China-ASEAN hanya 292,8 miliar dolar AS, maka pada 2019 telah meningkat menjadi 641,5 miliar dolar AS.

Sementara itu, pada tahun ini hingga kuartal pertama saja nilai perdagangan kedua belah pihak telah mencapai angka 481,8 miliar dolar AS atau meningkat 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Hal itu sekaligus mendudukkan ASEAN di peringkat pertama mitra dagang terbesar bagi China menggeser posisi Uni Eropa.

Oleh sebab itu, Presiden Xi Jinping sangat memaksimalkan momentum CAExpo 2020 ini untuk membangun optimisme bangsa-bangsa di Asia Tenggara.

Bahkan boleh dibilang CAExpo tahun ini bisa membuka mata dunia internasional bahwa relasi China dan ASEAN tidak semata-mata politis geografis, melainkan adalah kebulatan tekad untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat bersama pada masa-masa yang akan datang.

Kantongi Rp565 Triliun

Di tengah terpuruknya ekonomi global yang berujung pada resesi karena pandemi, CAExpo telah menorehkan catatan gemilang.

Hanya dalam tempo empat hari penyelenggaraan, pada 27-30 November 2020, ajang tahunan itu telah menghasilkan 86 kesepakatan investasi dengan nilai 263,8 miliar yuan atau Rp565,6 triliun.

Investasi tersebut tersebar dalam beberapa sektor, di antaranya industri, mahadata (bigdata), kesehatan, logistik, energi terbarukan, manufaktur, dan material.

Sebagai negara terbesar di ASEAN, tentu juga menikmati catatan gemilang tersebut.

Tidak hanya komoditas ekspor, melainkan juga budaya dan pariwisata Nusantara turut pula dipamerkan dalam ajang tersebut.

Indonesia sangat yakin bahwa pandemi akan segera berlalu, apalagi jika vaksin sudah tersedia di pasaran sehingga industri pariwisata yang merupakan sektor unggulan akan kembali bergeliat.

Rencana pemulihan sektor pariwisata sudah di kantong, tinggal eksekusinya saja, demikian seorang pemangku kepentingan perekonomian Indonesia kepada ANTARA.

China pun menganggap bahwa ASEAN merupakan satu-satunya organisasi yang paling solid di Asia-Pasifik sehingga menjadikannya mitra strategis merupakan pilihan yang tepat.

Oleh karena itu dalam CAExpo tahun ini pula China mengundang Pakistan dan memberikannya kesempatan untuk berpidato dalam acara pembukaan.

"Belum pernah sebelumnya masyarakat di berbagai negara terhubung begitu erat," ucap Xi melihat eratnya hubungan China dan ASEAN. 

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020