Kapolda NTT memberikan imbauan untuk tidak melakukan arak-arakan
Kupang (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (Kapolda NTT) Irjen Pol Lotharia Latif mengimbau kepada para pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati untuk tidak melakukan konvoi jika salah satu dukungannya menang dalam Pilkada Serentak 2020.

Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Johannes Bangun, di Kupang, Rabu, mengatakan bahwa hal tersebut sudah disampaikan oleh Kapolda NTT kepada kapolres-kapolres di setiap kabupaten yang menyelenggarakan Pilkada Serentak 2020 untuk membantu mengingatkan para pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati setempat.

"Kapolda NTT memberikan imbauan untuk tidak melakukan arak-arakan," katanya mengutip yang disampaikan oleh Kapolda NTT.

Johannes Bangun mengatakan bahwa terkait konvoi atau arak-arakan itu, sebelumnya juga sudah disampaikan oleh pihak Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di setiap kabupaten yang menyelenggarakan pilkada.

Sanksi atau penindakan akan dilakukan oleh Bawaslu, karena memang dalam hal Pilkada Serentak 2020 Bawaslu yang mempunyai kewenangan.

Ia juga mengatakan bahwa imbauan serta larangan dari Kapolda NTT itu, juga bagian dari pencegahan penyebaran COVID-19 yang kini di NTT sudah mencapai 1.000-an kasus COVID-19.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Josef Nae Soi juga sudah mengimbau warga di sembilan kabupaten di NTT yang menyelenggarakan Pilkada Serentak 2020 agar tidak menggelar konvoi setelah pemungutan suara.

"Pemerintah provinsi mengimbau kepada masyarakat agar setelah pemungutan suara tidak boleh ada konvoi yang menimbulkan kerumunan," ujar dia pula.

Ia mengatakan, konvoi orang maupun kendaraan akan menimbulkan kerumunan yang tidak sejalan dengan protokol kesehatan untuk pencegahan penyebaran Virus Corona alias COVID-19

"Jadi tidak boleh ada iring-iringan maupun pesta yang menimbulkan kerumunan. Tetap jaga protokol kesehatan," katanya pula.

Lebih lanjut Nae Soi juga meminta agar masyarakat khususnya di sembilan kabupaten yang menggelar pilkada agar menjaga situasi tetap aman dan tertib. "Jaga kerukunan, jaga persatuan. Jangan sampai karena pilkada kita tercerai berai dan tidak bersatu dalam membangun NTT," katanya.

Ia mengatakan, pilkada adalah sebuah pesta demokrasi dan bukan ajang pertentangan atau perselisihan. Sebagai suatu pesta maka perlu dijaga keserasian perasaan antara satu sama lain.
Baca juga: Warga NTT diingatkan tak gelar konvoi setelah pemungutan suara
Baca juga: Hujan lebat guyur Manggarai jelang pemungutan suara Pilkada 2020
Baca juga: Kepala Polda NTT tinjau proses pemungutan suara di Sumba Timur

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020