vaksin terbaik adalah perubahan perilaku
Surabaya (ANTARA) - Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya memperhatikan ada indikasi penurunan kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan di tengah-tengah warga di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur.

"Kalau kami perhatikan, kedisiplinan warga mulai menurun sekarang. Makanya, kami imbau kepada para pelaku usaha, tempat kerja dan tempat ibadah untuk mengefektifkan kembali satgas mandiri masing-masing demi memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Surabaya," kata Wakil Sekretaris IV Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto di Surabaya, Sabtu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Linmas Surabaya ini juga mengimbau kepada seluruh warga Kota Surabaya untuk terus disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, yaitu dengan tetap memakai masker, jaga jarak dan selalu rutin cuci tangan.

Sebab, lanjut dia, akhir-akhir ini warga sudah mulai bersosialisasi dan kumpul-kumpul antarsesama. "Nah, ketika kumpul-kumpul itu pasti ada makan-makan yang kemudian melepas masker. Ketika melepas masker itu mereka kemudian keenakan ngobrol sehingga terkadang sampai lupa waktu. Begini ini yang harus diantisipasi juga," katanya.

Baca juga: Ruangan di RSUA Surabaya penuh akibat meningkatnya pasien COVID-19

Baca juga: Surabaya antisipasi penurunan disiplin penerapan protokol kesehatan


Menurutnya, dalam bersosialisasi sehari-hari, terkadang hal-hal sepele bisa menjadi perantara penyebaran COVID-19. Bahkan, kata dia, kebiasaan-kebiasaan yang dianggap normal, justru bisa menjadi faktor penyebaran COVID-19 dengan cepat.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga menjelaskan bahwa untuk mencegah penyebaran COVID-19 ini, harus menghindari 3C, yaitu closed spaces atau ruang tertutup dengan ventilasi rendah, crowded place atau tempat yang padat orang atau kerumunan, dan close contact setting atau kontak dekat seperti percakapan jarak dekat.

Disamping itu, harus juga memerhatikan VDJ, yaitu ventilasi, durasi, dan jarak. Semakin faktor VDJ dijaga, maka semakin rendah risiko penyebaran COVID-19. Sebaliknya, saat ketiga faktor VDJ overlap, maka risiko penyebarannya sangat tinggi.

"Jadi, ayo hindari 3C dan harus memperhatikan VDJ," ujarnya.

Ia pun kembali mengingatkan kepada semua pihak, terutama warga Kota Surabaya untuk tidak kendor menjaga dan mentaati protokol kesehatan yang sudah dilakukan sejak awal pandemi.

"Tidak boleh kendor dalam menjaga protokol kesehatan. Menurut kami, vaksin terbaik adalah perubahan perilaku dengan biasakan yang tidak biasa, dengan cara itu, Insya Allah COVID-19 di Surabaya akan segera selesai," katanya.

Baca juga: Risma berharap PMI dilibatkan program vaksinasi COVID-19 di Surabaya

Baca juga: Surabaya gencarkan operasi penegakan protokol kesehatan

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020