vaksin ini tidak menggantikan protokol kesehatan sehingga harus berjalan berdampingan,
Jakarta (ANTARA) - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menyatakan penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi harus tetap jalan berdampingan dalam menghadapi pandemi COVID-19.

"Yang pasti sebelum ada vaksin tetap kita harus menjalankan protokol kesehatan 3M nanti sesudah ada vaksin tetap saja 3M tetap dilaksanakan karena memang vaksin ini tidak menggantikan protokol kesehatan sehingga harus berjalan berdampingan," kata Amin dihubungi di Jakarta, Senin.

Amin menuturkan pemberian vaksin memang diharapkan untuk menciptakan kekebalan populasi (herd immunity).

Baca juga: Vaksinasi mandiri untuk masyarakat mampu harus daftar ke faskes

Itu berarti semakin banyak populasi yang memiliki kekebalan setelah divaksinasi minimum 70-80 persen, dan diharapkan sisa 20-30 persen dari populasi itu akan terlindungi oleh orang-orang yang sudah divaksinasi.

Amin mengatakan ketika vaksin ada, itu tidak langsung menyelesaikan pandemi karena virus tidak langsung hilang tetapi virusnya masih hidup di lingkungan sekitar dan tidak musnah.

Baca juga: Relawan vaksin COVID-19 diambil sampel darahnya lagi Maret 2021

Jika suatu ketika virus itu berhasil berkembang biak di luar dan jumlahnya banyak, lalu tiba-tiba menyerang, maka bisa terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Oleh karena itu, protokol kesehatan harus tetap dijalankan meski vaksin sudah ada.

"Kecuali kalau sudah dibuktikan kalau virusnya sudah tidak ada lagi," ujar Amin.

Sebagai contoh, pada kasus penyakit cacar, vaksinasi baru dimulai pada 1796 dan dunia baru dinyatakan bebas cacar pada 1975. Jadi, perlu waktu 200 tahun untuk membebaskan dunia dari virus penyebab penyakit cacar.

Baca juga: Eijkman: Uji klinis dilakukan untuk jamin keamanan vaksin

Baca juga: Eijkman: Belum ada bukti lama kekebalan bertahan setelah divaksin


"Tentu kita tidak mengharapkan sepanjang itu karena sekarang sudah ada ilmu pengetahuan dan teknologi mungkin bisa ditekan lebih tapi ya kita mesti waspada juga bahwa virus-virus lain masih banyak di sekeliling kita, virus influenza masih ada, virus tuberkulosis masih ada," ujarnya.

Amin mengatakan protokol kesehatan harus menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

"Kalau di Jepang mereka sudah sadar kalau batuk sedikit pilek sedikit mereka pasti sudah pakai masker dan merasa mereka harus pergi ke suatu daerah yang crowded dan mereka merasa dirinya kurang fit mereka pakai masker. Kemudian kebersihan lingkungan mereka juga jaga sekali," tuturnya.

Amin mengatakan meski ada atau tidak ada pandemi, protokol kesehatan harus tetap menjadi gaya hidup.

Baca juga: Proses pengembangan Vaksin Merah Putih dipercepat, produksi akhir 2021

Baca juga: Pemerintah tegaskan belum tetapkan harga vaksin COVID-19


 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020