pelaku mata gelap saat diminta tanggungjawab terhadap bayi dalam kandungan korban
Jakarta (ANTARA) - Pembunuh perempuan hamil, Hilda Hidayah (22), menghabisi nyawa korban di dalam kabin penumpang Bus Mayasari Bhakti P-9BC trayek Cikarang-Kampung Rambutan.

"Hasil otopsi jenazah korban menunjukkan luka pada bagian punggung, kepala, serta leher akibat hantaman benda tumpul," kata Kapolsek Makasar, Jakarta Timur, Kompol Saiful Anwar di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Misteri mayat ibu hamil yang dikubur separuh badan di Jaktim terungkap

Saiful mengungkapkan tindakan kekerasan terhadap korban yang sedang hamil lima hingga enam bulan itu terjadi di dalam Bus Mayasari Bakti yang dikendarai tersangka dan seorang rekannya yang berprofesi sebagai kernet.

Tersangka masing-masing bernama Hendra Supriyatna alias Indra selaku pembunuh korban dan M Khairul Fauzi alias Unyil selaku rekan yang membantu mengubur jasad korban.

Baca juga: Seorang pria asal Kalisari dinyatakan hilang selama sepekan

Perbuatan kedua tersangka berlangsung pada 7 April 2019 dan berhasil terungkap usai keduanya ditangkap di wilayah Cawang, Jakarta Timur dan Bawean, Jawa Tengah pada Senin (14/12).

Saiful mengatakan motif pembunuhan terhadap Hilda dipicu kemarahan pelaku yang kesal dengan sikap korban karena kerap meminta pertanggungjawaban pelaku atas kehamilannya.

Tersangka Indra dalam gelar perkara di Mapolsek Makasar mengaku kesal dengan sikap korban yang kerap marah-marah kepada tersangka karena permintaannya untuk bertanggung jawab tidak kunjung dipenuhi.

Baca juga: Pencuri motor bersenjata api diringkus polisi di Jakarta Timur

"Marah-marah mulu. Dia minta saya tanggung jawab. Saya tinggal bareng sama dia (korban). Saya memang suka nginep di kontrakannya," kata Indra.

Pria yang telah enam tahun berstatus sebagai karyawan PT Mayasari Bhakti itu kemudian naik pitam dan memilih menghabisi nyawa korban di dalam bus.

Indra mengakui bahwa luka di tubuh korban berdasarkan hasil otopsi sesuai dengan perbuatannya.

"Saya pukul belakangnya pakai kayu sekali. Kalau luka di leher karena dicekik," katanya.

Setelah memastikan korban tewas, tersangka meminta bantuan Unyil untuk mengubur jasad Hilda.

Tersangka memilih lokasi untuk menguburkan korban di area Taman Kota KM00 Tol Jagorawi, Makasar, Jakarta Timur.

"Kalau luka di punggung itu karena nyangkut pas saya tarik turun dari bus," katanya.

Tersangka mengaku terburu-buru saat memakamkan jenazah korban, sehingga usai menggali beberapa meter, lubang tanah hanya cukup untuk ukuran paha hingga dada korban.

"Cuma setengah karena saya buru-buru. Terus pas ngegali juga tidak sampai dalam," katanya.

Jasad korban yang terkubur setengah badan itu akhirnya ditemukan seorang pengendara yang secara kebetulan melintas di lokasi kejadian saat sedang berburu burung dua hari kemudian.

Kepada polisi tersangka mengaku memendam rasa penyesalan selama melarikan diri dari kejaran polisi.

"Saya merasa menyesal. Setiap hari ada penyesalan di diri saya. Saya juga punya keluarga," katanya.

Perkara itu baru terungkap hampir dua tahun sejak laporan diterima polisi. Alasannya, polisi sulit mencari jejak pelaku karena saat korban ditemukan tidak ada petunjuk identitas.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020