Jakarta (ANTARA) - Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) melakukan apel bersama siaga bencana dalam menghadapi dampak La Nina.

"Apel kesiapasiagaan ini merupakan upaya sangat penting untuk merapatkan barisan, menyiapkan kekompakan untuk siap dikerahkan setiap saat dalam rangka menghadapi dampak fenomena La Nina," kata Menteri Sosial Ad Interim Muhadjir Effendy di Markas Kopassus di Cijantung Jakarta Timur, Kamis.

Dalam apel tersebut, Muhadjir yang juga Menko PMK berpesan, apel kesiapsiagaan itu menjadi penanda dan ajang konsolidasi antara Tagana se-Indonesia dan TNI agar benar-benar bersinergi. Tercatat jumlah Tagana aktif saat ini sekitar 26 ribu personel di seluruh Indonesia.

"Saya sangat percaya dengan kemampuan Kopassus sebagai pasukan super elit Indonesia kebanggaan kita semua. Saya juga minta kepada seluruh Tagana untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjadi dampak La Nina dan terus bekerja sama dengan berbagai pihak," kata dia.

Dia menjelaskan kerja sama dalam penanggulangan bencana tidak saja saat darurat tetapi diawali sebelum terjadinya bencana, saat bencana, dan pascabencana.

Baca juga: Jaksel siagakan petugas untuk antisipasi bencana di musim hujan

Ia juga mengingatkan Tagana dalam melaksanakan tugas tetap menjunjung tinggi rasa kemanusiaan dan selalu menjaga serta menyosialisasikan protokol kesehatan.

BMKG sebelumnya merilis bahwa akhir Desember 2020 sampai Maret 2021 diperkirakan terjadi La Nina yang berdampak peningkatan curah hujan hingga 40 persen.

Kondisi tersebut dapat berdampak terjadinya bencana hidrometeorologi, terlebih Indonesia merupakan wilayah rawan bencana.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sepanjang Januari hingga Desember 2020 terjadi 2.676 bencana. Situasi saat ini semakin rawan, karena ditambah dengan pandemi COVID-19.

Baca juga: Wali Kota Probolinggo imbau warga waspadai potensi bencana ekstrem
Baca juga: Pemkot Denpasar gelar apel penanggulangan bencana saat musim hujan

 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020