Paris (ANTARA) - Prancis mencatat 18.254 kasus baru  COVID-19  selama 24 jam terakhir, direktur kesehatan Jerome Salomon mengatakan pada  Kamis, hitungan yang tidak terlihat sejak 20 November karena infeksi menunjukkan tren meningkat lagi.

Dia berbicara pada konferensi pers beberapa jam setelah Kantor Kepresidenan Prancis mengumumkan Presiden Emmanuel Macron telah dites positif, mendorong upaya pelacakan dan penelusuran di seluruh Eropa setelah banyak pertemuan antara Macron dan para pemimpin Uni Eropa.

Salomon, yang berbicara tentang "perkembangan pandemi yang mengkhawatirkan" seminggu sebelum Natal, mengatakan tingkat reproduksi penyakit itu telah naik di atas 1 lagi, pada 1,03. Tingkat di bawah 1 diperlukan untuk secara bertahap menahan penyakit.

Baca juga: Kasus COVID-19 Prancis naik, jumlah pasien perawatan intensif turun
Baca juga: Presiden Prancis: vaksinasi COVID-19 dapat dimulai akhir tahun


Dengan lebih dari 2,42 juta kasus, Prancis adalah negara yang terinfeksi terparah kelima di dunia.

Setelah mencapai puncaknya di hampir 87.000 pada 7 November, jumlah harian kasus baru menurun drastis pada minggu-minggu berikutnya, terutama berkat penguncian nasional kedua dari 30 Oktober hingga 15 Desember.

Tetapi kasus gagal jatuh di bawah target 5.000 yang ditetapkan oleh pemerintah, dan karenanya mengganti penguncian dengan tindakan yang lebih ketat dari yang direncanakan semula.

Rata-rata pergerakan tujuh hari dari kasus baru, di 12.764, berada di level tertinggi 20 hari.

Korban tewas naik 258, menjadi 59.619, tertinggi ketujuh di dunia, dibandingkan 289 pada Rabu dan rata-rata pergerakan tujuh hari di 383.

Sumber : Reuters

Baca juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron positif COVID-19
Baca juga: Murid di Prancis boleh tak sekolah untuk isolasi menjelang Natal

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020