New York (ANTARA) - Harga minyak naik tipis pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi), membukukan kenaikan untuk hari kedua berturut-turut, dibantu oleh pembelian di penghujung hari dalam sesi volume rendah menjelang Natal ketika sentimen pasar didukung oleh kesepakatan perdagangan pasca-Brexit.

Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari naik 11 sen menjadi 48,23 dolar AS per barel, sementara minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari ditutup sembilan sen lebih tinggi pada 51,29 dolar AS per barel. Volume tipis pada hari perdagangan terakhir sebelum liburan Natal.

Untuk minggu ini, minyak mentah AS turun 1,6 persen, sementara Brent kehilangan 2,0 persen.

Baca juga: Harga minyak dunia jatuh akibat Brexit

Pasar membangun keuntungan overnight saat Inggris dan Uni Eropa mencapai kesepakatan perdagangan pasca-Brexit, membalikkan kenaikan tersebut, dan kemudian rebound selama sesi AS untuk berakhir sedikit lebih tinggi.

Pasar telah menguat tajam sejak akhir Oktober ketika perkembangan vaksin menuju persetujuan di banyak negara. Di seluruh dunia, infeksi masih terus berkembang, dan prospek investor akan dibayangi oleh pandemi selama beberapa bulan.

“Sementara kesepakatan Brexit mendukung, dampak COVID adalah pendorong dominan di pasar minyak,” kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates, di Houston, Texas. “Pasar minyak sedang menunggu distribusi vaksin yang lebih luas untuk membuat masyarakat kembali aktif dan mengudara.”

Baca juga: Wall Street menguat didukung kenaikan minyak dan data positif

Varian baru virus corona, yang tampaknya menyebarkan penyakit lebih cepat, telah menyerang Inggris, Nigeria, dan negara lain.

Setidaknya empat pembuat obat berharap vaksin COVID-19 mereka akan efektif melawan varian baru virus yang menyebar cepat yang sedang berkecamuk di Inggris, dan melakukan tes yang akan memberikan konfirmasi dalam beberapa minggu.

Dengan meraih kesepakatan Brexit, Inggris menghindari kepergian kacau dari salah satu blok perdagangan terbesar di dunia, sebuah langkah yang banyak investor peringatkan akan memicu volatilitas lebih lanjut di pasar keuangan.
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020