Mengapa Bandara Ngurah Rai Bali sedikit, karena tidak ada penerbangan internasional sehingga lebih rendah dari Hasanuddin dan Juanda
Jakarta (ANTARA) - PT Angkasa Pura I (Persero) memastikan mampu melayani penumpang dengan baik di 15 bandara yang dikelola seperti dengan melaksanakan protokol kesehatan sesuai keputusan Satgas COVID-19 dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sekalipun terdapat penurunan jumlah penumpang.

"Kami bisa memastikan tidak ada penumpukan penumpang di bandara yang mengantri sehingga tidak menimbulkan kluster baru. Kesiapan juga kita akan dilakukan untuk mengantisipasi arus balik ," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) I Faik Fahmi dalam konferensi pers virtual dari Surabaya, Rabu.

Hal lain yang juga menjadi perhatian AP I adalah kondisi cuaca yang di beberapa daerah saat ini kurang bersahabat.

Faik mengatakan pada periode 18-29 Desember 2020 total jumlah penumpang yang diangkut AP I sebanyak 1,2 juta orang, dengan Bandara Hasanuddin Makassar tertinggi sebanyak 250 ribu penumpang, disusul Juanda Surabaya 226 ribu penumpang, dan Ngurah Rai Bali 150 ribu.

Baca juga: AP I imbau calon penumpang tes cepat antigen pada H-1 keberangkatan

"Mengapa Bandara Ngurah Rai Bali sedikit, karena tidak ada penerbangan internasional sehingga lebih rendah dari Hasanuddin dan Juanda," katanya.

Kondisi tertinggi angkutan penumpang di 15 bandara AP II terjadi pada 23-24 Desember 2020 yang per hari mencapai 123 ribu. "Ini trafik tertinggi harian selama periode pandemi COVID dan menunjukkan sudah ada tanda-tanda peningkatan walaupun ada peningkatan protokol kesehatan," kata Faik.

Untuk mengantisipasi terjadinya lagi penumpukan antrean rapid test antigen di bandara, AP I melakukan beberapa upaya perbaikan yaitu penambahan beberapa titik pemeriksaan tes COVID-19 di bandara, penambahan petugas bandara yang menangani antrean, menyiapkan alur antrean pendaftaran tes COVID-19, antrean pembayaran, pengambilan sample, area tunggu pengambilan hasil yang disesuaikan dengan jumlah calon penumpang yang datang untuk tes COVID-19.

Baca juga: Puncak mudik, penumpang pesawat diimbau siapkan dokumen keberangkatan

Terkait dengan munculnya virus baru dari Eropa yang menjadikan Pemerintah Indonesia melarang kedatangan Warga Negara Asing (WNA) datang ke Indonesia, Faik mengatakan tentu akan berdampak signifikan bagi AP I, tapi harus lebih inovatif dan lebih antisipasi dengan situasi yang ada.

Angkasa Pura I mengelola 15 bandara, yaitu Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Bandara Frans Kaisiepo Biak, Bandara Sam Ratulangi Manado, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, dan Bandara Ahmad Yani Semarang.

Serta Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo, Bandara Adi Soemarmo Surakarta, Bandara Internasional Lombok Praya, Bandara Pattimura Ambon, Bandara El Tari Kupang, dan Bandara Sentani Jayapura.

Baca juga: Bandara Ngurah Rai antisipasi lalu lintas udara periode Nataru

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020