"Dalam rekonstruksi ini kita laksanakan 24 adegan, mulai dari percekcokan korban dengan pelaku hingga pembunuhannya. Semuanya (rekonstruksi) berjalan lancar," kata Kapolsek Makasar Kompol Saiful Anwar di Jakarta, Rabu.
Rekonstruksi tersebut merupakan upaya tim penyidik dalam mengungkap fakta pembunuhan terhadap seorang ibu hamil Hilda Hidayah yang terjadi pada 3 April 2019.
Adegan reka ulang dimulai di dalam Bus Mayasari Bhakti jurusan Kampung Rambutan-Cikarang saat pelaku menghabisi nyawa korban.
Tersangka tampak mempergunakan alat peraga kayu balok yang terbuat dari material kardus untuk memukul ke bagian kepala belakang korban saat Hilda sedang duduk di kursi penumpang bagian depan.
Setelah korban tidak sadarkan diri, tersangka mencekik leher korban hingga tewas.
"Pembunuhan itu terjadi di kawasan Cikarang. Lalu pelaku membawa korban menuju Taman Kota KM00 Jagorawi," ujar Saiful.
Di taman tersebut, pria yang berprofesi sebagai sopir bus umum itu ditemani Unyil yang menjadi kernet di bus itu.
Kemudian tersangka Hendra menyeret tubuh korban dari dalam bus hingga masuk ke taman yang dipenuhi tanaman pisang dan ilalang.
Kemudian tersangka menggali tanah dengan maksud untuk mengubur jasad korban. Namun karena terburu-buru, lubang yang telah digali hanya muat untuk setengah badan korban.
Tersangka kemudian mengubur jasad Hilda setengah badan dan menutup bagian tubuh korban menggunakan daun pisang.
"Ada enam TKP, salah satunya di KM00 Jagorawi ini korban dibuang dan dikubur setengah badan," katanya.
Anggota Polsek Makasar menangkap kedua tersangka di Kebumen Jawa Tengah dan Cawang Jakarta Timur pada 14 Desember 2020, kemudian tersangka Hendra dan Unyil juga dijerat Pasal 480 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.
Baca juga: Polisi menjerat seorang sopir bus dengan pasal pembunuhan berencana
Baca juga: Pelaku menghabisi nyawa ibu hamil di dalam Bus Mayasari Bhakti
Baca juga: Misteri mayat ibu hamil yang dikubur separuh badan di Jaktim terungkap
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2020
