Hingga akhir 2020, Terminal LNG Benoa telah melakukan 83 pengapalan LNG
Badung (ANTARA) - PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III mendukung ketahanan kelistrikan di Pulau Bali melalui keberadaan Terminal LNG Benoa, yang dioperasikan cucu usaha PT Pelindo Energi Logistik (PEL).

"PT Pelindo III melalui PT PEL berkomitmen tinggi untuk memberikan pelayanan terbaik dalam mendukung ketahanan energi nasional," ujar Direktur Utama PEL Wawan Sulistiawan dalam keterangannya yang diterima di Badung, Bali, Minggu.

Baca juga: Pelindo III dorong Bali tingkatkan ekspor melalui Pelabuhan Benoa

Ia menjelaskan, Terminal LNG Benoa merupakan terminal gas alam cair (LNG) terapung pertama skala menengah di Indonesia untuk menyimpan, meregasifikasi dan menyalurkan gas ke Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) Pesanggaran 200 MW milik PT Indonesia Power (IP), yang merupakan anak perusahaan PT PLN (Persero).

Menurut dia, pola pemanfaatan terminal LNG terapung untuk mendukung keandalan energi listrik paling tepat untuk Indonesia sebagai negara kepulauan.

Selain itu, peran pelabuhan sebagai link (supply chain logistik), gateway atau pintu gerbang ekonomi dan interface atau pertemuan transportasi darat dan laut mendukung terciptanya efisiensi energi listrik di Pulau Dewata.

"Hingga akhir 2020, Terminal LNG Benoa telah melakukan 83 pengapalan LNG dengan status zero accident untuk memenuhi kebutuhan pasokan gas PLTDG Pesanggaran yang dimulai sejak 2016," katanya.

Wawan mengatakan, penggunaan LNG untuk energi listrik juga memiliki nilai lingkungan dan ekonomis yang tinggi. Jika dibandingkan dengan bensin dan solar, LNG lebih ramah lingkungan karena dapat mengurangi emisi sekitar 85 persen.

Apabila dibandingkan dengan gas terkompresi (CNG), LNG juga memiliki nilai densitas energi tiga kali lebih besar pada volume yang sama disamping menghasilkan harga ekonomi kelistrikan yang sangat efisien.

"Kolaborasi antara Pelindo III, PLN dan PT Pertamina (Persero) dalam ekosistem bisnis BUMN telah mendukung program pemerintah untuk konversi energi pembangkit listrik dari BBM menjadi gas yang lebih ramah lingkungan dan juga mampu menghemat Rp4miliar per hari dari penggunaan BBM," ungkapnya.

Terminal LNG Benoa juga telah ditetapkan sebagai objek vital nasional bidang energi dan sumber daya mineral (ESDM) melalui penetapan Kementerian ESDM sebagai bentuk komitmen Pelindo III dalam mengamankan fasilitas terminal untuk mendukung keandalan kelistrikan Indonesia.

"Ke depan Pelindo III melalui cucu usaha PT PEL akan mengembangkan pemanfaatan LNG untuk menjaga ketahanan energi nasional melalui fasilitas midstream LNG untuk kebutuhan pembangkit, industri, retail dan rumah tangga," ujar Wawan.

Ia menambahkan, sesuai dengan kontrak kerja sama antara PEL dan IP tentang penyediaan fasilitas midstream LNG, pihaknya memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam menjamin pasokan penyaluran gas ke PLTDG Pesanggaran yang didukung oleh beberapa fasilitas pendukung seperti LNG carrier, floating storage unit, floating regasification unit (FRU), dan port and pipe yang dikerjasamakan dengan beberapa mitra kerja.

"Dalam rangka menjamin keandalan penyaluran gas ke pembangkit, kami selalu berusaha menjaga kesiapan seluruh fasilitas pendukung. PT PEL melakukan perbaikan FRU yang seharusnya dilakukan oleh mitra kerja PEL demi tetap menjaga keandalan pasokan penyaluran gas ke pembangkit," katanya.

Baca juga: Kementerian BUMN revitalisasi Pelabuhan Benoa kembangkan pariwisata
Baca juga: Pelabuhan Benoa Bali buka potensi pemenuhan logistik kapal

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021