Dana hasil IPO akan digunakan untuk pembayaran utang bank
Jakarta (ANTARA) - PT FAP Agri Tbk resmi menjadi perusahaan tercatat pertama di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2021 melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau IPO di Jakarta, Senin.

Emiten berkode FAPA tersebut melepas 544,41 juta saham atau 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor dengan harga Rp1.840 per saham.

Baca juga: BEI: Meski pandemi, 51 perusahaan catatkan saham di bursa

Adapun nilai emisi seluruhnya berjumlah Rp1,001 triliun dan FAPA menunjuk PT BCA Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

"Saat ini, FAPA mengoperasikan perkebunan dan fasilitas pengolahan kelapa sawit melalui para entitas anaknya yang berdomisili di Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Riau. Dana hasil IPO akan digunakan untuk pembayaran utang bank," kata Direktur Utama FAPA Donny.

Donny menjelaskan, bisnis minyak kelapa sawit memiliki potensi yang besar, di antaranya karena permintaan internasional yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia.

Selain itu, minyak kelapa sawit memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan minyak nabati yang lain. Kemudian, kampanye penggunaan biofuel secara nasional dan global juga semakin gencar

"Sebagai perusahaan yang tercatat di BEI, FAPA akan mendapatkan akses pada sumber pendanaan yang lebih luas dan berpeluang untuk mengembangkan usahanya," ujar Donny.

FAPA berdiri pada 1994 dan saat ini melakukan kegiatan usaha utama di bidang perkebunan dan industri kelapa sawit melalui entitas anak.

Per 31 Mei 2020, entitas anak telah mengelola total lahan tertanam seluas lebih dari 86 ribu hektare dan dengan penguasaan lahan lebih dari 110 ribu hektare yang tersebar di Kalimantan dan Riau, lima unit pabrik kelapa sawit (PKS) dengan total kapasitas sekitar 285 ton per jam, dan satu unit pabrik pengolahan inti sawit (PPIS) dengan kapasitas sekitar 108 ton per hari di Kalimantan.

Pada perdagangan perdananya, saham FAPA terpantau naik 460 poin atau 25 persen menjadi Rp2.300 per saham.

Baca juga: BEI: 20 perusahaan ngantri catatkan saham di bursa
Baca juga: BPDPKS proyeksi produksi CPO capai 52,30 juta ton pada 2021

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021