Kami optimistis dengan prospek bisnis data center​ yang digeluti perseroan
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan yang bergerak di bidang pusat data PT DCI Indonesia Tbk (DCII) siap menggarap pasar pusat data (data center) di Indonesia sejalan dengan langkah perseroan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme penawaran umum perdana atau IPO pada Rabu ini.

"Kami optimistis dengan prospek bisnis data center​ yang digeluti perseroan di tengah pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang sedang melesat, ditambah teknologi cloud​ yang tumbuh secara eksponensial yang telah mendorong permintaan terhadap fasilitas data center​ hyperscale​ di Indonesia akhir-akhir ini," kata CEO PT DCI Indonesia Tbk Toto Sugiri di Jakarta, Rabu.

DCII melepas sebanyak 357 juta saham baru ke publik atau setara dengan 15 persen dari modal disetor dan ditempatkan perseroan, dengan harga penawaran sebesar Rp420 per saham. DCII menunjuk PT Buana Capital Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek.

Baca juga: BEI: Meski pandemi, 51 perusahaan catatkan saham di bursa

Perseroan merupakan perusahaan data center​ tier IV pertama di Asia Tenggara, yang beroperasi sejak 2013 lalu.

Langkah perusahaan masuk ke bursa melalui IPO merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan kinerja perseroan.

"Pasar data center​ ini diperkirakan memiliki total kapasitas 72,5 MW sampai akhir tahun 2020 dan menurut proyeksi Structure Research​ akan terus bertumbuh dengan CAGR sebesar 22,3 persen selama lima tahun ke depan," ujar Toto.

Bahkan hingga hari ini, lanjut Toto, pihaknya terus merasakan permintaan pasar yang kuat dari pelanggan lokal maupun pelaku bisnis global yang ingin memasuki pasar Indonesia.

Pada kuartal pertama 2021, perseroan akan mengoperasikan empat gedung data center​ dengan total kapasitas 37 MW untuk memenuhi permintaan pasar di Indonesia.

"Hal ini memberi kami landasan yang kuat untuk mengembangkan bisnis kami dalam mendukung kesiapan data center​ Indonesia menghadapi persaingan ekonomi digital Asia Tenggara yang berkembang pesat di masa mendatang," kata Toto.

Presiden Direktur PT Buana Capital Sekuritas Benny Setiabrata mengatakan, perseroan telah mendapatkan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada 29 Desember 2020 lalu. Selama penawaran umum pada 30 Desember 2020, saham perseroan mendapatkan respons yang sangat positif dari investor.

"Dari IPO ini, perseroan menerima dana lebih dari Rp150 miliar, yang akan digunakan 80 persen untuk belanja modal dan sisanya untuk modal kerja perseroan," ujar Benny.

Pada perdagangan perdananya, saham DCII terpantau naik 105 poin atau 25 persen menjadi Rp525 per saham.

Baca juga: Kominfo dorong pemanfaatan teknologi komputasi awan untuk "Go Digital"
Baca juga: Menkominfo: Hanya tiga persen data center penuhi standar global

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021