Jakarta (ANTARA) - Kemampuan gelandang Manchester United Bruno Fernandes dalam menginspirasi tim membuat dia disandingkan dengan legenda Setan Merah Eric Cantona, tetapi mantan kapten Roy Keane meyakini pemain asal Portugal itu mesti berbuat lebih banyak lagi dalam laga-laga besar setelah tersingkir dari Piala Liga, Kamis.

United menyerah 0-2 kepada Manchester City yang keempat berturut-turut lolos ke final berkat gol bek John Stones dan Fernandinho pada babak kedua ketika Fernandes bermain tidak inspiratif.

Fernandes membuat terkesan banyak orang setelah bergabung dari Sporting Lisbon tahun lalu lewat 27 gol dan 17 assist yang dia ciptakan. Pengaruhnya kepada tim membuat para mantan pemain United menyandingkan dia dengan Cantona yang membantu mengakhiri penantian 26 tahun mereka meraih gelar juara liga pada 1993.

Baca juga: Bruno Fernandes ingin United bermain lebih kejam di depan gawang lawan
Baca juga: Paul Scholes nilai Bruno Fernandes lebih baik dibandingkan dirinya


"Enggak gampang memenangkan trofi sepak bola itu. Fernandes mendapat pujian selama beberapa bulan terakhir dan orang-orang menyamakan dia dengan Cantona. Dia tidak melakukan banyak hal malam ini," kata Keane kepada Sky Sports seperti dikutip Reuters, Kamis.

"Para pemain top muncul pada momen-momen besar. Dan itulah yang biasa dilakukan para pemain seperti Cantona, mereka mendapatkan trofi. Di situlah tim ini agak kekurangan."

United kini sudah empat kali kalah dalam semifinal turnamen Piala terakhirnya dan Keane menilai mereka membutuhkan darah segar untuk bisa mengambil langkah berikutnya.

"Mereka mungkin membutuhkan satu atau dua pemain lagi untuk masuk skuad ini, sudah pasti, dan mereka membutuhkan mentalitas serta kepercayaan diri agar memenangkan semifinal supaya mereka menembus batasan," tambah Keane.

Baca juga: Solksjaer berharap skuat MU belajar mentalitas dari Bruno Fernandes
Baca juga: Manchester City tantang Tottenham di final Piala Liga usai lewati MU
Baca juga: Diego Godin dan Luis Suarez desak FA cabut skorsing Cavani

 

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021