Banda Aceh (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Aceh meminta masyarakat provinsi paling barat Indonesia itu untuk memperketat penerapan protokol kesehatan, seiring tren kasus virus corona di wilayah setempat meningkat sejak awal tahun.

"Tren kasus positif COVID-19 terus meningkat dalam pekan pertama 2021, maka hendaknya memperketat kembali penerapan protokol kesehatan di tengah masyarakat," kata Juru Bicara COVID-19 Aceh Saifullah Abdulgani di Banda Aceh, Kamis.

Dia menjelaskan pada hari pertama tahun ini kasus COVID-19 dilaporkan bertambah tujuh orang, kemudian hari selanjutnya delapan orang, dua orang, lima orang hingga kemarin dilaporkan penambahan 29 orang dan 31 orang penambahan per hari ini.

Jubir yang akrab disapa SAG itu menambahkan puluhan kasus baru per hari ini meliputi warga Kota Banda Aceh 16 orang, warga Kota Lhokseumawe 12 orang serta masing-masing satu orang warga Aceh Besar, Pidie, dan Aceh Tengah.

Baca juga: Dinkes Lhokseumawe gandeng RS Kesrem simulasi vaksinasi COVID-19

Baca juga: Pembukaan objek wisata Banda Aceh untuk membantu UMKM


"Kasus positif harian selalu berfluktuasi tapi data perpekan trennya terus meningkat," kata SAG.

Sementara penderita COVID-19 yang dilaporkan sembuh per hari ini sebanyak tujuh orang, di antaranya warga Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tamiang yang masing-masing tiga orang serta satu orang lainnya warga Kabupaten Aceh Jaya.

"Ada penambahan data korban virus corona yang meninggal dunia sebanyak enam orang lagi, sehingga secara akumulatif menjadi 361 orang," katanya lagi.

Terkait tren kenaikan kasus itu, Jubir mengimbau Satgas COVID-19 kabupaten/kota untuk memperketat kembali penerapan protokol kesehatan dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Operasi yustisi penegakan protokol kesehatan disertai sanksi perlu ditingkatkan.

Ia menilai tren peningkatan kasus baru itu berhubungan dengan longgarnya praktek protokol kesehatan di tengah masyarakat. Kata dia, sesama warga harus saling mengingatkan dan melindungi untuk mencegah serangan gelombang kedua virus corona.

“Catatan flu Spanyol yang pernah mengancam dunia tahun 1918 menunjukkan serangan gelombang kedua lebih ganas dan mematikan. Kita tak ingin sejarah kelam pandemi itu terulang di Aceh dalam kasus COVID-19,” katanya.

Secara akumulatif, kasus COVID-19 di Tanah Rencong itu telah mencapai 8.836 orang, di antaranya yang meninggal dunia 361 orang, warga telah dinyatakan sembuh 7.635 orang dan 840 orang masih dirawat di rumah sakit atau isolasi mandiri.*

Baca juga: 14 ribu vaksin COVID-19 Sinovac tiba di Aceh

Baca juga: Pengunjung dibatasi sesuai prokes, Museum Tsunami Aceh dibuka lagi

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021