Jayapura (ANTARA) - Dering ponsel Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ternyata memiliki pengaturan khusus jika mendapat Whatsapp (WA) dari Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua Pendeta Lipius Biniluk.

Hal itu diakui langsung oleh Panglima TNI saat berkunjung ke Sentani, Jayapura, Papua pada Jumat (8/1) sore tadi.

"Saya terus terang, khusus untuk pendeta Lipius, handphone saya itu warning-nya kalau yang WA dia, saya bedakan dengan yang lain. Kalau yang lain standar iPhone, tapi kalau pendeta Lipius kirim WA, bunyi (dering)-nya Wa...Wa...Wa," kata Tjahjanto pada kegiatan silaturahim Tokoh Agama se-Provinsi Papua dan Papua Barat di Hotel Suni Garden Lake, Sentani, Jayapura, Papua, Jumat.

Panglima TNI mengatakan bahwa dia sangat mencintai para Pendeta, para Pastor, dan pemuka agama di Tanah Papua.

Baca juga: Panglima TNI konferensi video dengan tokoh agama Papua-Papua Barat
Baca juga: Panglima TNI ajak tokoh agama Papua dan Papua Barat sosialisasi vaksin
Baca juga: Panglima TNI dan Irwasum Polri salurkan ribuan bansos di Jayapura


Ia menyadari kalau ingin menggalakkan pembangunan di Tanah Papua, haruslah dipupuk dulu persatuan dari para pemuka agama setempat.

"Karena kalau sudah pemuka agama yang bicara, tidak akan ada umat yang melanggar. Pasti akan mengikuti," kata Panglima TNI.

Atas peran sentral yang dimiliki oleh para pemuka agama bagi Papua dan Papua Barat, maka Hadi Tjahjanto merasa harus melindungi kesehatan para pemuka agama tersebut.

Bersama Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komisaris Jenderal Polisi Agung Budi Maryoto, Panglima TNI pun menyalurkan paket bantuan sosial dari pemerintah berupa 10.000 paket sembako, 3.000 alat pelindung diri (APD) dan 10.000 alat tes cepat antigen kepada Tokoh Agama di provinsi Papua dan Papua Barat.

Tjahjanto juga meminta para tokoh agama terus menjaga kesehatan. Karena bila itu dilakukan, maka tentu seluruh umat beragama di Papua dan Papua Barat juga ikut menjaga kesehatan mereka.

"Karena tokoh agama harus menjaga kesehatannya. Sehingga nanti kalau 10.000 (alat tes cepat antigen) ini tentu masih kurang. Mudah-mudahan nanti ketika pulang, ada laporannya, dan handphone saya pun kembali berbunyi, Wa...Wa...Wa. Akan saya jawab dan segera saya kirim (tambahan)," kata Panglima TNI.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021