Jakarta (ANTARA) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengingatkan masyarakat Jakarta agar tidak memberikan informasi sesat dan keliru mengenai pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Lancang-Pulau Laki, Kepulauan Seribu.

Dalam suasana seperti ini diharapkan tidak memberikan informasi yang keliru dan salah, apalagi hoaks.

"Mari kita tunggu berbagai informasi dari pihak terkait yang berwenang. Yang memiliki akurasi informasi dan data yang tepat," kata Riza di Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Ahad.

Lebih baik, kata Riza, masyarakat bersama-sama berdoa agar para petugas dapat melaksanakan tugas dan menemukan puing-puing pesawat hingga jenazah. "Juga agar keluarga korban diberikan kesabaran dan ketabahan," kata Riza.

Peninjauan ke pulau terdekat, yakni Pulau Lancang tersebut, dilakukan Riza untuk meninjau posko di darat selepas peninjauan di KN SAR Wisnu untuk memberikan dukungan kepada seluruh petugas.

Dalam upaya pencarian pesawat Sriwijaya Air ini, Pemprov DKI Jakarta memberi dukungan penuh kepada seluruh jajaran yang bertugas. Di bawah komando Basarnas serta dukungan dari BPBD, TNI/Polri, Dinas Perhubungan DKI dan beberapa instansi terkait lain.

"Jajaran DKI memberikan dukungan penuh dengan fasilitas yang dimiliki. Tentunya dalam komando Basarnas ya. Kami memberikan dukungan sesuai dengan kewenangan dan komando Basarnas," katanya.

Baca juga: Polairud kembali temukan bagian pesawat Sriwijaya Air
Baca juga: Tim SAR Sriwijaya SJ-182 temukan jenazah dalam lima kantong
Dua kantong jenazah berisi properti pesawan dan potongan tubuh dari pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Minggu (10/1/2021). ANTARA/Andi Firdaus/aa.
Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat lepas landas (take off) dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Keberadaan pesawat itu tengah dalam pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Sejumlah armada angkatan laut milik TNI dikerahkan, sekitar 10 kapal diterjunkan ke lokasi diduga jatuhnya pesawat di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Di antara kapal-kapal TNI AL yang dikerahkan, yakni KRI Teluk Gilimanuk-531 mengangkut para kru SAR dan juga awak media. Lalu KRI Rigel-933 milik Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal).

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021