Jakarta (ANTARA) - Beragam berita dan peristiwa di Kota Metropolitan Jakarta dan sekitarnya pada Minggu (10/1) telah diwartakan Kantor Berita Antara, berikut kami hadirkan beberapa berita terpopuler kemarin yang masih layak dibaca kembali sebagai sumber informasi serta referensi sebelum memulai aktivitas Anda di Senin pagi ini.

Tim Kopaska temukan serpihan diduga milik pesawat Sriwijaya Air

Tim penyelam dari Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut menemukan bagian tubuh diduga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air PK-CLC register SJ 182 di Kepulauan Seribu.

Pewarta Antara yang mengikuti proses evakuasi, Minggu sekitar pukul 09.40 WIB melaporkan organ tubuh itu diangkat dari bawah air dengan kedalaman 17-20 meter.

Tim Penyelam Yontaifib temukan KTP atas nama Yaman Zai

Tim Penyelam Search and Rescue (SAR) dari Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) Marinir TNI Angkatan Laut menemukan kartu tanda penduduk (KTP) atas nama Yaman Zai.

KTP itu dibawa dari bawah air bersama sebuah tas kecil berwarna kuning dalam pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Dua KRI kumpulkan serpihan pesawat Sriwijaya SJ 182

KRI Kurau-856 dan KRI Teluk Gilimanuk-531 menjadi tempat pengumpulan serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Pewarta Antara yang mengikuti proses evakuasi, Minggu pagi melaporkan temuan pertama berupa serpihan pesawat yang dibawa dari lokasi penemuan menuju KRI Kurau-856.

Posko Ante Mortem Polri telah identifikasi fase pertama korban SJ 182

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Fadil Imran menyatakan keberadaan Posko Ante Mortem di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur telah mengidentifikasi fase pertama korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Fadil menyebutkan identifikasi fase pertama, yakni mengambil manifes, daftar penumpang (pasengger list),  foto-foto dari kamera "CCTV" untuk mengidentifikasi sekunder baik dari pakaian dan sebagainya.

Sekolah tatap muka atau tatap layar?

Wabah virus corona telah menyebabkan proses belajar-mengajar bagi peserta didik di semua jenjang pendidikan di Indonesia berubah drastis.

Proses pendidikan yang identik dengan pertemuan tatap muka di sekolah kini menjadi belajar dari rumah. Siswa atau murid dan guru berada di rumah masing-masing.

Sekolah-sekolah di Jakarta menjalani perubahan drastis itu mulai pertengahan Maret 2020 ketika wabah dinyatakan mulai merebak pada 2 Maret. Langkah serupa diikuti sekolah lain di sekitar Ibu Kota.

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021