PSSI yang rutin menggelar kompetisi profesional tidak memiliki akademi berkualitas di Asia atau dunia sehingga kesulitan menyuplai pemain muda berbakat untuk menjadi andalan timnas nasional
Jakarta (ANTARA) - PSSI membentuk tim bertujuan khusus (ad hoc) untuk mempercepat pelaksanaan Inpres Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional.

Dikutip dari laman resmi PSSI di Jakarta, Rabu, tim yang beranggotakan 18 orang tersebut diketuai oleh Agus Ambo Djiwa dan wakil ketuanya Tommy Apriantono.

Agus Ambo Djiwa adalah Bupati Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, yang masa jabatannya berakhir 17 Februari 2021. Dia juga aktif sebagai politikus PDIP.

Baca juga: Menpora: pembiayaan timnas U-19 untuk Piala Dunia U-20 sudah disetop

Sementara Tommy Apriantono saat ini menjabat sebagai Ketua Asprov PSSI Jawa Barat.

Setelah ditunjuk sebagai ketua tim ad hoc, Agus Ambo menyoroti sedikitnya penduduk Indonesia yang aktif bermain sepak bola meski olahraga si kulit bundar sangat digemari.

"Indonesia juga menjadi negara kedua di dunia yang mencintai sepak bola, dengan angka 77% penduduk yang mencintai sepak bola. Akan tetapi, hanya 17% penduduknya aktif main sepak bola pada urutan ke-22 di dunia," ujar Agus.

Selain itu, pria berusia 54 tahun tersebut juga menyinggung soal stadion-stadion sepak bola di Indonesia yang mayoritas belum memenuhi standar AFC.

Dia lalu mengingatkan PSSI tidak memiliki stadion maupun tempat latihan khusus untuk tim nasional.

Baca juga: Menunggu nasib Liga 1 Indonesia musim 2020

Di samping itu, pembinaan pemain muda juga belum maksimal. PPLP, SKO dan PPLM yang ada di Tanah Air dinilai Agus belum berfungsi dengan baik sebagai pengembangan bakat pesepak bola level Asia bahkan dunia.

"PSSI yang rutin menggelar kompetisi profesional tidak memiliki akademi berkualitas di Asia atau dunia sehingga kesulitan menyuplai pemain muda berbakat untuk menjadi andalan timnas nasional. Sekolah sepak bola (SSB) juga belum memiliki standar kualitas yang seragam," kata Agus.

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menyadari kondisi itu dan menganggapnya sebagai permasalahan yang mesti diselesaikan.

Tak hanya soal pembinaan, Iriawan pun melihat adanya persoalan kompetensi perwasitan, kepelatihan dan tata kelola penyelenggaraan kompetisi yang belum menyentuh potensi usia sekolah secara terstruktur, berjenjang dan berkelanjutan.

"Itu semua menjadi tantangan PSSI ke depan. Namun, dengan perhatian dari pemerintah, kami yakin sepak bola akan maju," tutur Iriawan.

Baca juga: PT Liga percepat pertemuan dengan klub bahas kelanjutan Liga 1-2

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021