menunjukkan kepercayaan asosiasi terhadap sistem pembelajaran daring Edufecta
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta INDONESIA (APTISI) menjalin kerja sama dengan PT Technomedia Interkom Cemerlang dalam pengembangan platform pembelajaran daring untuk seluruh kampus swasta seiring belum redanya epidemi COVID19.

“Kami menggandeng pihak swasta agar dapat memberikan pembelajaran daring terbaik bagi para mahasiswa,” ujar Ketua APTISI, Budi Djatmiko, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.

Dalam waktu dekat, kerja sama itu akan menghasilkan Edufecta sebagai portal pembelajaran daring yang akan digunakan lebih dari 4.000 perguruan tinggi swasta yang menjadi anggota APTISI.

Baca juga: Wapres Ma'ruf dorong perluasan metode kuliah daring di Indonesia

Direktur PT Technomedia Interkom Cemerlang, Aguswahyudi Steven, mengapresiasi adanya kerja sama yang telah dilakukan dengan APTISI. Kerja sama itu diharapkan menjadi kontribusi nyata dalam mengembangkan pendidikan tinggi di Indonesia.

“Disepakatinya Nota Kesepahaman antara PT Technomedia Interkom Cemerlang dengan APTISI menunjukkan kepercayaan asosiasi terhadap sistem pembelajaran daring Edufecta yang dikembangkan oleh anak bangsa,” kata Steven.

Meski pandemi COVID-19 telah berlangsung sejak Maret 2020, belum ada pelantar pembelajaran daring yang mudah dan efisien dalam penyelenggaraan pembelajaran daring.

Edufecta merupakan portal eLearning bagi kalangan profesional, sebagai pelengkap untuk proses pembelajaran dan pelatihan korporasi yang lebih efektif dan efisien. Portal itu menggunakan kombinasi media audio visual dalam modul pembelajaran guna meningkatkan kemudahan penggunaan dan efektivitas pembelajaran.

Baca juga: Presiden Jokowi: Kuliah daring jadi "next normal"

Steven menjelaskan di dalam edufecta itu nantinya dilakukan dua metode sistem pembelajaran online, yakni metode pembelajaran synchronous (live interactive) serta metode pembelajaran asynchronous (recorded).

Untuk metode pembelajaran, kata Steven, akan disesuaikan kembali dengan kondisi infrastruktur jaringan internet di setiap wilayah anggota APTISI yang nantinya dibagi menjadi tiga wilayah.

“Untuk Jawa dan kota besar lainnya kita akan menggunakan metode pembelajaran synchronous. Lalu untuk di luar Pulau Jawa menggunakan kombinasi metode pembelajaran synchronous dan asynchronous. Kemudian untuk Indonesia bagian timur menggunakan metode pembelajaran asynchronous,” terang Steven.

Baca juga: Bamsoet minta Kemendikbud bantu atasi kendala perkuliahan daring
 

Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021