Kami mendapat banyak sekali soundbite dovish seperti yang diperkirakan,
New York (ANTARA) - Dolar melemah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengeluarkan nada dovish, mengatakan bank sentral AS tidak menaikkan suku bunga dalam waktu dekat dan menolak pernyataan bahwa Fed mungkin mulai mengurangi pembelian obligasi dalam waktu dekat.

Program pembelian aset The Fed untuk mendukung pasar keuangan dalam pandemi telah menekan dolar, karena meningkatkan pasokan mata uang dan mengurangi nilainya.

Namun demikian, dolar diperdagangkan lebih tinggi untuk sebagian besar sesi pada Kamis (14/1/2021), sejalan dengan kenaikan imbal hasil obligasi AS, di tengah ekspektasi optimis tentang stimulus fiskal Presiden terpilih Joe Biden. Tapi itu berubah arah saat Powell berbicara.

Baca juga: Dolar lanjutkan "rebound" didukung imbal hasil obligasi AS

Powell mengatakan ekonomi masih jauh dari target Fed dan dia tidak melihat alasan untuk mengubah sikapnya yang sangat akomodatif "sampai pekerjaannya baik dan benar-benar selesai." Ketua Fed sedang dalam wawancara langsung dengan seorang profesor Universitas Princeton.

"Kami mendapat banyak sekali soundbite dovish seperti yang diperkirakan," kata Erik Bregar, kepala strategi valas di Exchange Bank of Canada di Toronto.

“Sementara kami mengantisipasi dovishness ini untuk mendinginkan dolar AS hari ini, rasanya seperti pasar valas ingin menjalankan hasil ini beberapa jam sebelumnya… maka langkah cepat yang sulit untuk dijelaskan pada saat itu bergerak lebih rendah yang kami lihat terjadi pada tengah hari dan reaksi 'jual rumor/beli fakta' yang kami lihat setelah pernyataan Powell."

Baca juga: Biden rencanakan bantuan ekonomi triliunan dolar akibat pandemi

Pada perdagangan sore hari, indeks dolar sedikit berubah menjadi sedikit lebih rendah di 90,24. Investor juga menunggu detail rencana bantuan pandemi Biden.

Sejak mencapai level terendah tiga tahun minggu lalu, dolar telah naik sekitar 1,2 persen, karena prospek lebih banyak stimulus telah membebani obligasi pemerintah AS, mengirimkan patokan imbal hasil obligasi 10-tahun di atas 1,0 persen untuk pertama kalinya sejak Maret.

Imbal hasil obligasi AS 10-tahun tetap lebih tinggi pada Kamis (14/1/2021), karena Biden diperkirakan akan mengungkapkan proposal paket stimulus pada Kamis malam yang dirancang untuk meningkatkan ekonomi selama pandemi virus corona dengan paket penyelamatan dapat melebihi 1,5 triliun dolar dan membantu komunitas minoritas.

Sejak awal bulan, imbal hasil obligasi 10-tahun telah naik lebih dari 20 basis poin.

“Pada akhirnya, pasar mengantisipasi bahwa kita akan melihat lebih banyak stimulus daripada yang diharapkan dalam 100 hari pertama Biden,” kata Edward Moya, analis pasar senior, di OANDA di New York.

Baca juga: Emas turun 3,5 dolar, komentar "dovish" ketua Fed tahan kerugian

Harapan tinggi untuk stimulus, tetapi banyak analis percaya dorongan pengeluaran telah diperhitungkan.

Euro turun 0,1 persen menjadi 1,2151 dolar, meskipun ada berita positif dari kekuatan ekonomi blok tersebut.

Ekonomi Jerman menyusut 5,0 persen pada 2020, lebih rendah dari yang diperkirakan dan kontraksi lebih kecil daripada selama krisis keuangan global.

Namun, euro sedang dibebani oleh ekspektasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan memantau nilai tukar lebih ketat. Euro telah menguat sekitar 6,3 persen selama enam bulan terakhir.

Pembuat kebijakan ECB Francois Villeroy de Galhau mengatakan pada Rabu (13/1/2021) ECB mengawasi perkembangan nilai tukar dan dampak negatifnya terhadap inflasi.

Dolar turun 0,1 persen terhadap yen menjadi 103,75.

Bitcoin mempertahankan kenaikan pada Kamis (14/1/2021) setelah merosot hampir 12.000 dolar dari rekor tertinggi minggu lalu di 42.000 dolar. Bitcoin naik sekitar 5,7 persen menjadi 39,536 dolar pada Kamis (14/1/2021), setelah mencapai tertinggi sesi di atas 40.000 dolar.

Minat terhadap mata uang kripto telah melonjak saat investor institusional mulai membeli dalam jumlah besar, melihatnya sebagai lindung nilai inflasi dan memperluas keuntungan jika jadi diadopsi lebih luas.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021