Selain untuk memonitor potensi gempa susulan, alat itu juga digunakan BMKG untuk pemetaan sebaran kerusakan.
Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan telah memasang alat penghitungan percepatan tanah di Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), salah satu tujuannya untuk memonitor potensi gempa susulan di wilayah tersebut.

"Kami laporkan bahwa BMKG Pusat sudah beberapa hari melakukan memasang peralatan untuk melakukan penghitungan percepatan tanah di sekitar Mamuju, termasuk memonitor gempa-gempa susulan," kata Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Rahmat Triyono dalam konferensi pers virtual BNPB dari Sulbar, Senin.

Selain untuk memonitor potensi gempa susulan, katanya, alat itu juga digunakan BMKG untuk pemetaan sebaran kerusakan.

Baca juga: BMKG catat 31 gempa susulan di Sulbar

"Karena kami akan kroscek di lapangan terhadap info shakemap atau peta guncangan seperti yang telah kami rilis. Kami sampaikan peta guncangannya itu apakah sejalan atau memang sebaran kerusakan di zona, di area di mana intensitas MMI nya sekitar V-VI MMI, itu zona di mana kerusakan terjadi," katanya.

Kemudian, selain memasang alat penghitungan percepatan tanah, BMKG juga memasang sistem penangkap informasi diseminasi di posko penanggulangan bencana sehingga para petugas dan relawan bisa mendapat informasi sesegera mungkin bilamana ada gempa di wilayah tersebut.

"Jadi rekan-rekan yang ada di posko akan mendapatkan informasi sesegera mungkin, kurang lebih dalam waktu 2 atau 3 menit setelah kejadian gempa," katanya.

Ia berharap sistem tersebut bisa menjadi acuan bagi para petugas dan relawan dalam melakukan upaya penanggulangan dan menyebarkan informasi tersebut kepada masyarakat di sekitar.

Baca juga: BMKG minta masyarakat tetap waspada gempa susulan di Sulbar

Rahmat juga menyampaikan harapannya untuk dapat bekerja sama dengan Satgas, dengan BNPB, untuk bisa mendatangi pos-pos pengungsian guna memberikan sosialisasi agar masyarakat bisa tenang dan tidak panik.

"Tentunya harapan kami (para pengungsi) bisa kembali ke rumah masing-masing segera. Dan tentu perlu dicatat bilamana kondisi rumahnya sudah tidak memungkinkan untuk ditinggali atau miring, retak dan sebagainya. Bahwa ini tidak layak untuk ditinggali, dalam waktu beberapa hari ke depan sebaiknya memang tidak ditinggali," katanya.

BMKG memperkirakan bahwa dalam beberapa hari ke depan gempa susulan mungkin masih akan terjadi. Namun demikian, mereka berharap gempa susulan itu tidak siginifikan dan tidak sampai menyebabkan kerusakan serius.

Baca juga: BMKG: Evakuasi ke tempat aman, bukan eksodus pascagempa Majene Sulbar

Pewarta: Katriana
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021