Investasi migas tahun 2021 kami menargetkan sebesar 17,59 miliar dolar AS...
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksi investasi sektor minyak dan gas bumi (migas) pada 2021 mencapai 17,59 miliar dolar AS atau mengalami peningkatan sebesar 45 persen dibandingkan realisasi tahun lalu.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menyebutkan realisasi investasi migas pada 2020 mencapai 12,09 miliar dolar AS, sedikit di bawah target yang ditetapkan sebesar 13,63 miliar dolar AS.

"Investasi migas tahun 2021 kami menargetkan sebesar 17,59 miliar dolar AS, yang kurang lebih adalah peningkatan 45 persen dari tahun 2020," kata Tutuka Ariadji dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2020 dan Rencana Kerja 2020 Subsektor Migas secara virtual, Senin.

Baca juga: Investasi sektor energi 2020 turun 8,6 miliar dolar AS akibat pandemi

Tutuka menjelaskan target investasi ini bisa dicapai dengan berbagai strategi. Untuk di hulu migas, langkah awal yang ditempuh pemerintah adalah menerapkan fleksibilitas bentuk kontrak Production Sharing Contract (PSC) Gross Split atau PSC Cost Recovery.

Hal ini sudah ditetapkan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 tahun 2020.

Pemerintah juga tengah gencar mempromosikan potensi 128 cekungan di Indonesia, di mana 68 cekungan belum dikembangkan, membuka akses data (open data) hulu migas untuk investor dengan sistem keanggotaan, hingga memberikan skema usulan insentif untuk pengembangan daerah remote dan laut dalam.

Baca juga: Menteri ESDM: Ketidakpastian industri migas harus dikurangi

Sementara itu dalam mengejar target investasi hilir, pemerintah tengah menjalin kerja sama dengan badan usaha untuk membangun kilang minyak baru (Gross Root Refinery/GRR) dan pengembangan kapasitas kilang (Refinery Development Master Plan/RDMP).

Tutuka menambahkan dalam proyeksi investasi migasi, kontribusi berasal dari hulu sebesar 12,38 miliar dolar AS dan hilir 5,2 miliar dolar AS.

Peningkatan di sektor hilir salah satunya berasal dari PT Pertamina yang meningkatkan produktivitas pembangunan kilang di Tuban pada tahun ini.

"Dari hilir ini sebagian besar untuk GRR baru di Tuban dan revamping di beberapa pengilangan yang sudah berjalan saat ini untuk meningkatkan kapasitas," kata dia.

Baca juga: Ketahanan energi berkeadilan jadi fokus pemerintah di tengah pandemi

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021