Setiap hari kami melakukan 'street feeding' di sejumlah kawasan
Mamuju (ANTARA) - Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat telah menangani 30 ekor kucing yang terdampak gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo yang melanda wilayah Kabupaten Majene dan Mamuju.

Koordinator Klinik Hewan Darurat Gempa Sulbar drh Ma'ruf, Jumat mengatakan, pada umumnya kucing yang dirawat di klinik hewan tersebut mengalami trauma psikis, yakni panik dan takut mendengar suara gemuruh yang menyebabkan terjadinya penurunan nafsu makan.

"Kami buka Klinik Hewan Darurat Gempa Sulbar ini pada hari kedua pascagempa. Pada hari pertama, kami melakukan 'broadcast' dan ternyata banyak warga yang terdampak gempa menanyakan stok pakan sehingga pada hari kedua kami buka klinik ini," terang Ma'ruf.

Selain di antar sendiri oleh para pemilik, Klinik Hewan Darurat Gempa Sulbar yang juga dibantu sejumlah relawan dari Cat Lover Sulteng dan Center for Orangutan Protection (COP), juga melakukan pencarian terhadap hewan peliharaan, baik kucing maupun anjing yang terjebak di reruntuhan bangunan yang ambruk akibat gempa.

"Sejak klinik ini kami buka, kami sudah menangani 30 kucing dari 26 pemilik yang terdampak gempa. Pada umumnya, kucing-kucing itu mengalami trauma psikis dan beberapa ekor mengalami trauma fisik," terang Ma'ruf.

Trauma psikis yang dialami kucing terdampak gempa kata anggota PDHI Sulselbar itu, yakni stres dan trauma yang menyebabkan penurunan nafsu makan, serta panik dan takut jika mendengar suara keras.

"Ada juga kucing yang mengalami gangguan saluran kencing akibat stres sehingga harus dikateter," tutur Ma'ruf.

Sementara, kucing yang mengalami trauma fisik kata dia, yakni patah tulang dan luka-luka akibat terkena reruntuhan bangunan yang ambruk.

"Ada empat ekor kucing yang
dioperasi, akibat mengalami trauma fisik, salah satunya harus diamputasi," terang Ma'ruf.

Ia menyampaikan, selain memberikan perawatan, Klinik Hewan Darurat Gempa Sulbar itu juga mengumpulkan pakan dari para relawan.

Di Klinik Hewan Darurat Gempa Sulbar itu juga lanjutnya, ada tiiga dokter hewan yang akan menangani hewan yang terdampak gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo.

"Saat ini, kami juga masih menunggu tiga relawan dari Makassar, dua diantaranya dokter hewan dan satu orang yang khusus menangani logistik," ujar Ma'ruf

Dari pantauan di Klinik Hewan Darurat Gempa Sulbar yang berada di Kantor Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Tanaman Pangan Kabupaten Mamuju pada Jumat sore terlihat, dua ekor kucing masih dalam perawatan para relawan, salah satunya kucing yang diamputasi.

Koordinator Klinik Hewan Darurat Gempa Sulbar bersama para relawan Cat Lover Sulteng terlihat sempat mengganti perban kucing yang telah menjalani amputasi pada kaki kanan bagian belakang.

Sementara, salah seorang relawan dari Cat Lover Sulteng Abdi Mari mengatakan, telah mendistribusikan 200 kilogram dari 700 kilogram pakan kucing dan anjing di Klinik Hewan Darurat Gempa Sulbar.

"Untuk tahap pertama, kami sudah mendistribusikan 200 kilogram pakan kucing dan anjing, kemudian 500 kilogram akan kami distribusikan ke sini pada pekan depan," kata Abdi Mari.

Tim Komunikasi COP Ramadhani mengatakan, kedatangannya di Mamuju, untuk membantu Klinik Hewan Darurat Gempa Sulbar.

Ia bersama para relawan juga melakukan "street feeding" pada hewan peliharaan yang terjebak di dalam reruntuhan bangunan yang ditinggal mengungsi.

"Setiap hari kami melakukan 'street feeding' di sejumlah kawasan perumahan yang ditinggal mengungsi pemiliknya," kata Ramadhani.

Baca juga: Anjing pelacak dikerahkan untuk bantu pencarian korban gempa di Mamuju

Baca juga: Aktivis: Menelantarkan hewan peliharaan bisa dipidana

Baca juga: Tim RSHS: Hewan peliharaan tidak tularkan virus corona

 

Pewarta: Amirullah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021