Aktivitas ekonomi di zona euro menyusut tajam pada Januari karena penguncian yang ketat untuk menahan pandemi virus corona menghantam industri jasa yang dominan di blok itu, ..
Tokyo (ANTARA) - Dolar menguat terhadap mata uang berisiko dalam perdagangan Asia pada Senin pagi, karena data ekonomi yang lemah dari Eropa dan kekhawatiran baru tentang virus corona mendukung permintaan investor terhadap mata uang safe-havens, memperlemah posisi jual greenback.

Aktivitas ekonomi di zona euro menyusut tajam pada Januari karena penguncian yang ketat untuk menahan pandemi virus corona menghantam industri jasa yang dominan di blok itu, sementara data Inggris menunjukkan peritel Inggris berjuang untuk pulih pada Desember.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga mengatakan pada Jumat (22/1/2021) bahwa ada bukti varian baru COVID-19 yang ditemukan akhir tahun lalu dapat dikaitkan dengan kematian yang lebih tinggi.

Baca juga: Dolar menguat setelah tiga hari jatuh karena sentimen risiko berkurang

Berita itu datang ketika taruhan terhadap dolar menjadi terlalu padat, kata para analis, dengan data AS pada Jumat (22/1/2021) menunjukkan posisi jangka pendek bersih dolar membengkak ke yang terbesar sejak Mei 2011.

Indeks dolar berdiri di 90,247, datar pada hari itu tetapi naik dari terendah minggu lalu di 90,043 pada Kamis (21/1/2021).

Euro juga sedikit berubah pada 1,2163 dolar, berhenti sejenak setelah mencatat kenaikan 0,8 persen minggu lalu. Mata uang bersama sebagian dibatasi oleh tanda-tanda ketidakstabilan politik di Roma.

Baca juga: Saham Asia di bawah tekanan karena kasus virus corona meningkat

Imbal hasil obligasi Italia naik dengan selisih atas obligasi Jerman mencapai tertinggi sejak November di tengah kebuntuan politik untuk Perdana Menteri Giuseppe Conte yang sejauh ini gagal mendapatkan mayoritas berkuasa di parlemen Italia.

Conte mengimbau anggota parlemen majelis tinggi yang sentris dan tidak selaras di luar koalisi untuk bergabung dengan barisan pemerintah minoritasnya tetapi hanya sedikit yang menanggapi.

"Mengingat Conte memenangi mosi percaya, pembubaran parlemen dan pemilihan umum tidak mungkin terjadi," kata Makoto Noji, kepala strategi mata uang di SMBC Nikko Securities.

Baca juga: Inggris akan karantina orang dari negara berisiko tinggi COVID

Meskipun demikian, kasus Italia menunjukkan risiko ketidakstabilan politik yang meluas dari ketidakpuasan populer saat masyarakat mulai lelah dengan pandemi.

"Reli pasar saham selama pandemi ini sepenuhnya bergantung pada ekspansi fiskal dan monetisasi utang oleh bank sentral," kata Noji. “Ketidakstabilan politik dapat menunda langkah-langkah fiskal.”

Di Washington, bulan madu setelah pelantikan Joe Biden sebagai Presiden pekan lalu berarti investor berharap bahwa setidaknya sebagian dari rencana bantuan virus corona senilai 1,9 triliun akan segera terlaksana.

Tetapi Biden kemungkinan akan membutuhkan dukungan bipartisan untuk mendorong agendanya karena Partai Demokrat secara tipis mengontrol Kongres sementara persidangan pemakzulan kedua mantan Presiden AS Donald Trump diharapkan awal bulan depan dapat mempersulit upayanya.

Dengan latar belakang ini, Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan komitmen yang kuat untuk kebijakan moneter yang akomodatif ketika mengadakan pertemuan kebijakan pertamanya pekan ini.

Sementara itu, pound Inggris bertahan kuat di 1,3684 dolar, tidak jauh dari level tertinggi 2,5 tahun di 1,3745 dolar yang disentuh pada Kamis (21/1/2021), sebagian berkat keunggulan Inggris dalam vaksinasi COVID-19.

Dolar juga diperdagangkan datar pada 103,80 yen.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021