Dalam pekerjaan di lapangan ada beberapa perkuatan, baik itu pondasi maupun struktur kolom penyangga
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berpesan agar estetika bangunan dalam renovasi Sarinah lebih diperhatikan.

"Agar juga lebih diperhatikan hasil estetika bangunannya," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Menteri PUPR juga berpesan agar diperhatikan kualitas pondasi dan tiang gedung lama dalam pekerjaan renovasi untuk menjamin keamanan bangunan.

Sebagai bentuk transformasi, Gedung Sarinah akan mengubah konsep desain menara dan podium kepada bentuk aslinya.

Baca juga: Tinjau renovasi, Erick Thohir ingin relief Gedung Sarinah direstorasi

Namun secara fungsi, gedung tersebut dirancang sebagai smart dan green building (gedung pintar dan hijau) yang dilengkapi dengan tempat area berkumpul dan penyediaan co-working space yang modern.

Direktur Operasi III PT Wijaya Karya Sugeng Rochadi mengatakan untuk memastikan keamanan bangunan sebelum direnovasi, pihak kontraktor telah menggandeng tim independen dari beberapa tenaga ahli untuk memastikan konstruksi ini yang layak dikembangkan.

“Setelah dilakukan pengujian struktur bangunan yang mengacu kepada SNI terbaru, maka baru masuk tahap renovasi/rekondisi. Dalam pekerjaan di lapangan ada beberapa perkuatan, baik itu pondasi maupun struktur kolom penyangga," kata Sugeng.

Dia juga menambahkan karena ini salah satu cagar budaya maka bentuk bangunan asli termasuk karya seni rupa patung relief akan dijaga keasliannya.

Baca juga: Erick minta Sarinah - WIKA perbaiki relief bersejarah yang ditemukan

“Transformasi Sarinah ini bertujuan untuk membangun Sarinah dengan dimensi gaya lama dengan menjaga keasliannya, namun dengan estetika kekinian agar menjadi ikon ke depannya,” ujar Sugeng.

Ditargetkan proses renovasi keseluruhan Gedung Sarinah yang telah dimulai sejak akhir Juli 2020 akan selesai pada November 2021. Proses pemugaran tersebut diperkirakan membutuhkan biaya sekitar Rp700 miliar.

Gedung Sarinah sebelumnya juga pernah direnovasi usai mengalami kebakaran pada tahun 1984, yang pada akhirnya façade tower gedung dan podium tersebut ditutup aluminium, tangga outdoor diberi atap, dan tambahan setempat 1 lantai pada area podium.

Sebagai Department Store sekaligus pencakar langit pertama di Jakarta, bahkan Indonesia, sudah semestinya Gedung Sarinah mencerminkan nilai luhur yang diusung oleh pencetusnya yakni Presiden pertama Ir Soekarno.

Baca juga: Erick Thohir targetkan 10 produk UMKM masuk jaringan "duty free" dunia

 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021