Mamuju (ANTARA) - Sebagian warga yang telah pulang ke rumahnya kembali mengungsi setelah terjadi gempa susulan di wilayah kota Mamuju.

Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan peta lokasi gempa bumi susulan yang melanda kota Mamuju, Ahad malam 20:13:11 WITA, berpusat 36 kilometer arah selatan kota Mamuju.

Gempa tersebut berkekuatan magnitudo 4,5 pada kedalaman 20 kilometer, lokasi gempa berada pada 3,14 lintang selatan dan pada 118.92 bujur timur.

"Gempa susulan terasa keras dan membuat kami meloncat, meskipun kekuatannya tidak sekeras gempa magnitudo 6,2 yang memporakporandakan Mamuju, namun banyak warga yang panik," kata Wandi salah seorang warga.

Baca juga: Menteri PPPA motivasi anak pengungsi gempa di Mamuju

Baca juga: Menteri PPPA pastikan pemenuhan hak pengungsi perempuan-anak di Mamuju


Ia mengatakan akibat gempa susulan ini warga Kota Mamuju kembali mengungsi. Tampak kendaraan antri panjang menuju daerah ketinggian, karena warga takut bencana tsunami.

Sementara, Amrin, warga lainnya mengatakan ingin kembali ke rumah setelah mengungsi selama dua pekan, namun niatnya diurungkan karena gempa susulan masih terjadi.

"Kami kembali kepengungsian karena gempa susulan masih terjadi, warga masih khawatir dan belum menganggap situasi Mamuju telah aman dari gempa," katanya.

Jumlah pengungsi akibat gempa berkekuatan magnitudo 6,2 yang melanda wilayah Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi mencapai 91.003 jiwa.

Jumlah pengungsi di Sulbar secara keseluruhan mencapai 91.003, jumlah pengungsi terbanyak berasal dari Kabupaten Mamuju, sebanyak 58.123 orang, di Kabupaten Kabupaten Majene sebesar 25.737 orang, sementara pengungsi Kabupaten Polman sebanyak 5.343 orang.

Menurut dia, untuk data korban meninggal dunia sebanyak 105 orang, dengan rincian 95 orang di Kabupaten Mamuju, 10 orang di Kabupaten Majene.*

Baca juga: 8.000 rumah rusak akibat gempa Mamuju

Baca juga: Korban meninggal akibat gempa di Sulbar capai 105

Pewarta: M.Faisal Hanapi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021