Mamuju (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar menyambut kapal kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang mengangkut 1.000 ton beras dan logistik lainnya untuk didistribusikan kepada korban gempa bumi di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, Selasa.

Kapal kemanusiaan yang menyangkut 1.000 ton bahan pangan dan logistik itu berlayar dari Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta sejak Rabu (27/1) dan tiba di Plabuhan Belang-belang Mamuju pada Selasa(2/2).

Gubernur bersama Kapolda Sulbar dan sejumlah pejabat di daerah itu menyambut langsung kedatangan kapal kemanusiaan tersebut.

Baca juga: Pengungsi korban gempa alami kesulitan, TNI-AD bantu air bersih

Baca juga: BMKG: Gempa Sulbar masuk dalam periode pascaseismik


Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar menyampaikan terima kasih kepada ACT Indonesia atas kepeduliannya untuk masyarakat Sulbar yang baru saja diguncang gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo.

Gubernur menyampaikan saat ini pemerintah dan masyarakat Sulbar sedang melakukan pemulihan kondisi, baik aspek ekonomi, kesehatan, pendidikan dan infrastruktur, sehingga memerlukan donasi dari berbagai pihak.

"Kami berharap kerja sama ini dapat berlanjut sebagai upaya dalam mengatasi kebutuhan dasar pemerintah dan masyarakat Sulbar," kata Ali Baal Masdar.

Gubernur juga berharap bantuan tersebut terdistribusi dengan baik dan tidak ada permasalahan, sehingga tidak ada lagi yang berebut dalam mendapatkan bantuan.

"Dalam pendistribusian dan penanganan bencana sudah terjalin sinergi, baik satgas, pemerintah pusat, dan bantuan para relawan," ujar Ali Baal Masdar.

Sementara itu, Head Regional ACT Bali Nusra Syahrul Mubarak menyampaikan bahwa ACT sudah 16 tahun berkiprah di Indonesia dan fokus pada kondisi tanggap darurat bencana alam. "Bukan hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri," kata Syahrul Mubarak.

Kapal kemanusiaan tersebut memuat 1.000 ton beras, air mineral, makanan ringan untuk anak, popok bayi , roti, gula pasir, dan logistik lainnya.

Selanjutnya bantuan itu akan didistribusi kepada warga yang terdampak gempa, khususnya daerah terisolasi di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene.

Baca juga: Sulbar siap jadi provinsi laboratorium kebencanaan

Baca juga: Pelayanan publik di Sulbar pascagempa mulai berjalan

Baca juga: Rumah Sakit Lapangan TNI-AD kembali operasi enam warga korban gempa


Pascagempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo yang mengguncang Kabupaten Majene dan Mamuju, lanjut dia, ACT telah mengirimkan sekitar 500 relawan untuk membantu pencarian sampai pada pendistribusian bantuan kepada warga korban gempa.

Ia menyebutkan dari 250 titik pengungsian, sampai hari ini pihaknya sudah mendistribusikan bantuan ke sekitar 135 titik.

Selain itu, terdapat armada yang sudah memproduksi 15 ribu porsi dan water truck 225.000 liter air bersih telah diberikan kepada warga, khususnya yang ada di pengungsian dan juga mengaktifasi kembali UMKM dalam rangka membantu mengaktifkan kembali perekonomian.

"Ini sebagai wujud kepedulian kita terhadap kepada masyarakat khususnya dalam memberikan bantuan kepada korban bencana. Ini juga sekaligus menunjukkan kedermawanan masyarakat kita. Terbukti, 1.000 ton beras dikumpulkan hanya kurang lebih 10 hari, yang sebelumnya jumlah tersebut biasa dikumpulkan dalam jangka waktu sebulan," paparnya.

Usai melakukan inspeksi di atas kapal, Gubernur dan Kapolda Sulbar secara simbolis melepas keberangkatan konvoi mobil-mobil truk untuk menyalurkan bantuan kepada pengungsi korban gempa di Mamuju dan Kabupaten Majene.

Pewarta: Amirullah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021