Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Malang menyatakan bahwa hingga saat ini belum mengetahui sumber dentuman keras yang terdengar di sebagian wilayah Malang Raya, mulai Selasa (2/2) malam.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika Stasiun Geofisika Malang, Ma’muri mengatakan bahwa berdasarkan data sensor seismik di Malang, Tretes, dan Gedangan, pada Rabu pukul 00.00 sampai 03.00 WIB tidak ada peningkatan aktivitas kegempaan.

"Sampai saat ini, kemi masih belum jelas kepastian sumber suara dentuman tersebut," kata Ma'muri, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu.

Baca juga: Suara dentuman di Bali terekam sensor gempa BMKG

Ma'muri menjelaskan, selain tidak ada peningkatan aktivitas kegempaan yang tercatat, BMKG Stasiun Geofisika Malang, juga tidak melihat adanya aktivitas sambaran petir, yang menunjukkan anomali, atau peningkatan aktivitas.

"Demikian pula data dari aktivitas sambaran petir, juga tidak menunjukkan anomali peningkatan," kata Ma'muri.

Sementara itu, Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Nia Haerani saat dikonfirmasi menambahkan, pihaknya juga masih belum bisa mengetahui sumber asal dentuman yang terjadi di Malang dan sekitarnya.

Berdasarkan data PVMBG, gunung yang tengah mengalami erupsi adalah Gunung Raung, yang terletak di wilayah Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember. Namun Nia tidak bisa memastikan apakah suara dentuman yang terdengar di Malang dan Pasuruan berasal dari Gunung Raung.

Sebagai catatan, Gunung Raung berjarak kurang lebih 156 kilometer dari Kota Malang, Jawa Timur. Berdasarkan laporan masyarakat, lanjut Nia, suara erupsi Gunung Raung terdengar hingga Banyuwangi, yang berjarak kurang lebih 20 kilometer itu.

"Laporan masyarakat suara dari Gunung Raung terdengar hingga Kalipuro sampai Banyuwangi, atau 20 kilometer dari titik erupsi kawah puncak Gunung Raung," kata Nia.

Baca juga: Itera teliti kebenaran batu meteor di Desa Astomulyo Lampung
Baca juga: Peneliti Itera pastikan batu jatuh di Lampung Tengah adalah meteor


Sementara itu Koordinator Bidang Kehumasan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Jasyanto mengaku, tidak menemukan laporan khusus mengenai peristiwa di wilayah Malang dan sekitarnya.

"Sudah kita cek di situs pemantauan benda jatuh, tidak ada meteor," kata Jasyanto dalam pesan tertulis yang diterima.

Pada Selasa (2/2) malam hingga Rabu (3/2) dini hari, sejumlah warga Kota Malang di beberapa daerah mendengar adanya dentuman keras. Salah seorang warga Kota Malang di Kecamatan Kedungkandang, Aris Midada mengatakan bahwa dentuman mulai terdengar pada pukul 23.40 WIB.

"Dentuman terasa semakin kencang pukul 23.50 sampai pukul 01.30 WIB. Saya sempat ke luar rumah untuk mencari sumber suara itu," kata Aris.

Selain Aris, warga Kecamatan Kedungkandang lainnya Sri Sukarnawati mengatakan bahwa dirinya mendengar dentuman suara secara terus menerus, mulai pukul 23.30 WIB. Saat itu, Ia tengah tertidur, namun pada saat terbangun dirinya mendengar suara dentuman tersebut.

"Saat itu saya sedang tidur, kemudian terbangun pukul 23.30 WIB. Tidak lama kemudian saya mendengar dentuman itu," kata Sri, yang mengatakan bahwa dentuman tersebut terdengar hingga kurang lebih pukul 04.00 WIB. Saat ini, suara tersebut sudah tidak lagi terdengar.

Baca juga: Suara dentuman di Jakarta, sebagian warga akui terasa getaran kecil
Baca juga: BMKG duga suara dentuman di Jakarta bersumber dari aktivitas petir


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021