Jakarta (ANTARA) - Pemerintah mendorong lembaga-lembaga pendidikan vokasi di dalam negeri membangun sinergi untuk melahirkan berbagai inovasi.

"Tidak ada kompetisi antara politeknik dan non-politeknik di dalam negeri, yang ada adalah sinergi dalam negeri untuk melahirkan inovasi," kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wikan Sakarinto saat menyampaikan keterangan pers via daring di Jakarta, Kamis.

Wikan mendorong mahasiswa perguruan tinggi vokasi berkolaborasi dalam inovasi dan para dosen di perguruan tinggi vokasi giat melakukan riset berdasarkan kebutuhan pasar.

"Bukan sebaliknya, belum jelas analisisnya tapi sudah bikin alat. Ini kebiasaan kita, ingin riset karena hasil akhirnya ingin publikasi biar naik pangkat, produknya tidak tahu. Akhirnya kita menjadi pengimpor," katanya.

"Yang dibutuhkan produk yang riil, yang terukur, dan juga dapat dipatenkan atau dipublikasikan," ia menambahkan.

Selain itu, Wikan mengemukakan pentingnya perluasan pendidikan vokasi.

"Jika perluasan dilakukan maka akan terjadi penambahan APK (angka partisipasi kasar) secara signifikan. Jika APK naik maka tidak mendirikan politeknik dari awal. Ini banyak sekali gubernur yang mengajukan pendirian politeknik negeri. Banyak sekali," katanya.

Baca juga:
Politeknik siap buka akses pendidikan vokasi bagi masyarakat
Kemendikbud targetkan 400 program pendidikan vokasi terhubung dengan industri


Pewarta: Indriani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021