Kalau itu tidak dapat diatasi, catatan investasi yang ada di BKPM akan banyak yang tidak terealisasi atau terhenti di lapangan karena adanya bottlenecking realisasi investasi
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menekankan pentingnya iklim usaha yang baik untuk menarik investasi guna membantu pemulihan ekonomi domestik.

Menurut Shinta, saat ini masih ada pelaku usaha yang terbentur oleh kerumitan birokrasi, termasuk ketidaksinkronan sikap kementerian-kementerian terkait investasi, ketidakjelasan dalam proses-proses persetujuan, serta permasalahan administratif. Akibatnya, banyak proposal investasi yang tidak dapat terealisasi.

"Kalau itu tidak dapat diatasi, catatan investasi yang ada di BKPM akan banyak yang tidak terealisasi atau terhenti di lapangan karena adanya bottlenecking realisasi investasi,” ujar Shinta melalui keterangan di Jakarta, Selasa.

Shinta juga mendorong pemerintah untuk memberikan berbagai insentif dan kemudahan berusaha bagi para penanam modal di Indonesia guna merealisasikan target investasi di Indonesia pada 2021.

Insentif tersebut, lanjutnya, dapat berupa fiskal, seperti tax allowance, serta nonfiskal, seperti pendampingan dan fasilitasi terhadap realisasi investasi di lapangan.

Meski demikian, ia menilai tidak ada insentif investasi yang lebih menarik untuk investor selain kepastian berusaha dan iklim usaha yang efisien dan suportif terhadap peningkatan produktivitas.

Oleh karena itu, yang terpenting menurutnya adalah reformasi struktural yang berkelanjutan untuk memastikan iklim usaha dan investasi Indonesia menarik di mata investor.

Shinta menambahkan sejatinya sudah banyak investor yang berminat masuk dan berinvestasi di Indonesia pada 2021 ini, mulai dari industri teknologi informasi, telekomunikasi, keuangan, termasuk infrastruktur pendukungnya.

Selain itu, ada juga industri kesehatan serta yang industri yang menghasilkan produk-produk inovatif dengan eksternalitas negatif rendah seperti kendaraan listrik.

"Investasi industri yang inovatif ini sangat baik. Namun perlu diperhatikan supply chain serta demand dari market-nya," ujar Shinta.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021