Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bakal memperbanyak jumlah anak yang berasal dari nelayan, pelaku utama sektor kelautan dan perikanan, dalam Politeknik KP yang berada di bawah naungan kementerian tersebut.

"Anak didik kami, 50 persennya merupakan anak pelaku utama (pembudidaya, penangkap ikan/nelayan, pengolah ikan, dan petambak garam), dan akan kami tingkatkan penerimaan anak pelaku utama menjadi 70 persen di tahun 2021," kata Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) KKP Sjarief Widjaja, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, saat ini banyak lulusan Politeknik KP yang sudah diterima, baik di dunia usaha maupun dunia industri, yang semuanya didorong untuk dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Apalagi, Sjarief mengingatkan bahwa potensi sumber daya kelautan dan perikanan sebagian besar belum dimanfaatkan secara optimal, untuk itu harus dapat diolah semaksimal mungkin.

Ia menegaskan beragam kegiatan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya tersebut juga harus tetap menjaga kelestariannya, serta bertujuan menciptakan lapangan usaha, menyerap tenaga kerja, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kepala BRSDM KKP juga menuturkan bahwa peserta didik di seluruh satuan pendidikan KP dilatih untuk menjadi wirausahawan, yaitu menggunakan sistem pendidikan vokasi, dengan porsi 70 persen praktik dan 30 persen teori, melalui pendekatan teaching factory (Tefa) yang dilengkapi sarana dan prasarana modern.

"Kami menargetkan 10 persen lulusan satuan pendidikan KP menjadi wirausaha muda. Mereka harus dapat meningkatkan produksi serta pendapatan keluarga dan mampu membuka lapangan kerja seluas-luasnya," ucap Sjarief.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menginginkan agar lulusan sekolah perikanan di berbagai daerah dapat bekerja untuk memberdayakan dan menyokong kinerja industri sektor kelautan dan perikanan dalam negeri.

"Lulusan-lulusan ini kita berdayakan di dalam negeri saja," kata Sakti Wahyu Trenggono.

Ia mengemukakan lulusan sekolah perikanan sebagai salah satu penyokong tegaknya industri perikanan nasional sehingga diharapkan lebih memilih bekerja di dalam negeri dibanding menjadi pekerja asing di luar negeri.

Selain bekerja di industri, ujar Trenggono, alumni sekolah perikanan juga didorongnya berwiraswata. Baik menekuni bidang penangkapan, budidaya, pemasaran maupun usaha pengolahan produk perikanan.

Menurut dia, para alumni dapat memanfaatkan dana BLU yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) KKP.

Selain itu, lanjutnya, bantuan juga dapat diperoleh dari program dana kredit perbankan yang didukung pemerintah, yakni dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021