Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengapresiasi etos kerja PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dalam mengantisipasi pasokan listrik saat memantau penanganan dampak banjir di wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.

"Saya rasa langkah-langkah (PLN) sudah tepat. Ini etos kerja yang harus dipelihara. Beberapa wilayah yang memang masih mengalami banjir, PLN memadamkan pasokan listrik, itu tentu demi keselamatan masyarakat juga," kata Menteri Arifin saat memantau ke Posko Siaga Banjir PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya), Jakarta, Minggu.

Arifin meminta ke jajaran manajemen PLN untuk terus mengevaluasi proses penanganan layanan listrik untuk masyarakat dengan mengedepankan prosedur keamanan yang ketak.

"Saya sudah minta ke manajemen ke depannya minta dievaluasi lagi bagaimana kita bisa mengamankan (listrik), koordinasi, dan antisipasi lebih lagi. Dan jangan lupa safety prosedurnya," jelasnya, dikutip dari laman Kementerian ESDM.

Semangat kerja yang tinggi diharapkan  membuat seluruh jajaran PLN bisa meminimalisir adanya gangguan pada masa mendatang.

"Saya yakin dengan kesungguhan tim PLN, hal-hal seperti ini bisa diminimalisir. Syukur-syukur tidak menyebabkan adanya shutdown," harapnya.



Arifin tak lupa mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap penggunaan listrik saat banjir dan lebih proaktif untuk melaporkan ke PLN bila terjadi gangguan.

"Masyarakat harus sensitif terhadap adanya korsleting. PLN menyediakan layanan (siaga) kepada pelanggan untuk membantu merasa aman," ungkapnya.

Dari hasil pantauan, ada total sebanyak 2.937 gardu terdampak banjir di DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat.

Hingga Minggu pukul 18.00 WIB, PLN telah memulihkan 2.146 gardu listrik. Total 554 ribu pelanggan yang sebelumnya terdampak banjir kini bisa menikmati aliran listrik PLN kembali.

Dalam siaga banjir kali ini, PLN menyiagakan 6.700 personel kelistrikan, 51 perahu karet, 135 genset, 144 unit gardu bergerak, 24 unit trafo bergerak, dan 808 kendaraan operasional lainnya yang tersebar di 113 posko siaga.

"Kami paham listrik sangat dibutuhkan masyarakat dalam kondisi seperti ini. Saya lihat, PLN juga telah semaksimal mungkin untuk menyalakan listrik untuk daerah yang sudah aman," tambah Arifin.

Sebelum menyalakan aliran listrik, PLN perlu memastikan bahwa gardu, jaringan, dan instalasi pelanggan aman. PLN melakukan inspeksi, pembersihan, pengeringan, dan pengecekan gardu distribusi yang terkena dampak banjir.



PLN akan melakukan pemulihan listrik di lokasi terdampak banjir apabila semua jaringan listrik baik di sisi warga maupun PLN sudah dalam kondisi kering dan siap dialiri listrik, serta kedua belah pihak yaitu PLN dan tokoh masyarakat menandatangani berita acara penyalaan listrik.

"Untuk pasokan tidak ada masalah. Petugas kami terus bersiaga untuk memantau kondisi di wilayah pelanggan untuk mengamankan kelistrikan dan melakukan pemulihan," jelas Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini.

PLN terus memantau perkembangan situasi di lokasi-lokasi yang terdampak maupun berpotensi banjir untuk secara sigap mengambil langkah. PLN juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk hal tersebut.

PLN mengimbau masyarakat selalu waspada terhadap bahaya kelistrikan di musim hujan dan banjir. Apabila air mulai masuk ke rumah, warga secara mandiri dapat mematikan listrik dari mini circuit breaker (MCB) pada kWh meter.

Selanjutnya, warga bisa menghubungi PLN melalui aplikasi PLN Mobile atau contact center 123.

PLN juga mengajak pelanggan melakukan catat meter mandiri melalui aplikasi PLN Mobile.

Pelanggan tinggal mengunggah foto meteran listrik pada tanggal 24-27 setiap bulannya.

Kemudian, pada tanggal 1 bulan berikutnya akan keluar tagihan berdasarkan angka meteran yang dilaporkan.

Fitur SwaCAM membuat pencatatan meter listrik lebih praktis, karena tidak perlu menunggu petugas datang ke rumah setiap bulannya.

Adanya SwaCAM membuat proses penagihan listrik menjadi semakin transparan, karena pelanggan sendiri yang memberikan laporan pemakaian listrik.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021