Bibit siklon tersebut diprediksi masih bertahan dan menunjukkan pergerakan ke arah barat
Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya pusat tekanan rendah atau dikenal sebagai potensi bibit siklon di sekitar selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak dua hari terakhir, yang potensial berkembang menjadi siklon tropis.

"Bibit siklon tersebut diprediksi masih bertahan dan menunjukkan pergerakan ke arah barat mendekati wilayah laut di selatan Jawa Timur dengan potensi intensitas yang menguat hingga dua hari mendatang," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Selasa.

Keberadaan pusat tekanan rendah (Low Pressure Area/LPA) tersebut cukup signifikan berdampak pembentukan pola konvergensi dan belokan angin di wilayah Sumatera Selatan-Jawa-Nusa Tenggara dan secara tidak langsung dapat berdampak pada pembentukan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.

Baca juga: BMKG sebut suhu udara di Cilacap masih normal meski terasa panas

Selain itu dapat menimbulkan potensi angin kencang di wilayah perairan dan potensi gelombang tinggi di wilayah laut bagian selatan Jawa hingga Nusa Tenggara.

Kondisi dinamika atmosfer tersebut secara umum cukup signifikan berpengaruh terhadap potensi hujan lebat dan cuaca ekstrem di sebagian besar wilayah Jawa mulai 23 Februari 2021.

Sedangkan untuk wilayah Jabodetabek, potensi cuaca ekstrem berdampak signifikan diprediksikan dapat terjadi pada 24-27 Februari 2021.

Baca juga: BMKG ingatkan potensi banjir di 25 wilayah Jatim

Potensi hujan di wilayah Jabodetabek pada 24-27 Februari perlu diwaspadai terutama pada malam atau dini hari menjelang pagi dengan potensi distribusi hujan dapat terjadi secara merata.

Sementara, sepekan ke depan cuaca ekstrem dan curah hujan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang diprakirakan berpotensi terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat.

Baca juga: Bibit siklon di Samudra Hindia selatan Jawa berdampak gelombang tinggi

Selain itu Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggraa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak (IBF) untuk dampak banjir/banjir bandang, selama dua hari ke depan ( 23-24 Februari) Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan berstatus siaga.

Baca juga: BMKG: Potensi banjir masih berpeluang terjadi pada Maret-April

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021