Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi membahas serangan roket baru-baru ini terhadap Irak dan pasukan koalisi dalam sambungan telepon pada Selasa.

Joe Biden dan Mustafa Al-Kadhimi sepakat bahwa mereka yang bertanggung jawab atas serangan itu "harus dimintai pertanggungjawaban sepenuhnya," kata Gedung Putih.

Sebagian besar serangan tidak menimbulkan korban tetapi serangan roket terbaru, pada  Senin, adalah yang ketiga di Irak hanya dalam waktu seminggu yang menargetkan daerah Zona Hijau yang menampung pasukan, diplomat atau kontraktor AS.

Roket dalam serangan semacam itu biasanya ditembakkan oleh kelompok-kelompok yang menurut pejabat AS dan Irak didukung oleh Iran.

Serangan roket di pangkalan militer pimpinan Amerika Serikat (AS) di Kurdi Irak utara pada Senin menewaskan seorang kontraktor sipil dan melukai lima orang lainnya, termasuk seorang anggota layanan AS, menurut laporan awal, kata koalisi AS di Irak.

Baca juga: Roket ditembakkan ke area Kedubes AS di Zona Hijau Baghdad
Baca juga: Dua roket hantam Zona Hijau Baghdad


Itu adalah serangan paling mematikan yang menghantam pasukan pimpinan AS dalam hampir satu tahun di Irak, di mana ketegangan telah meningkat antara pasukan AS, sekutu Irak dan Kurdi di satu sisi dan milisi yang berpihak pada Iran di sisi lain.

Seorang juru bicara koalisi mengatakan di Twitter serangan itu menghantam pasukan koalisi di ibu kota regional Kurdi, Erbil, dan rincian lebih lanjut akan menyusul.

Sumber keamanan Kurdi mengatakan setidaknya tiga roket mendarat di dekat Bandara Internasional Erbil di wilayah otonom pada larut malam. Wartawan Reuters mendengar beberapa ledakan keras dan melihat kebakaran terjadi di dekat bandara.

Pasukan AS menempati pangkalan militer yang berdekatan dengan bandara sipil.

Sebuah pernyataan dari kementerian dalam negeri Kurdi mengatakan sejumlah roket ditembakkan ke arah Erbil dan sekitarnya sekitar pukul 9:30 malam. waktu setempat dan beberapa orang terluka, tetapi tidak ada rincian lebih lanjut.

Sebuah kelompok yang menamakan diri Saraya Awliya al-Dam mengaku bertanggung jawab atas serangan di pangkalan yang dipimpin AS.

Saraya Awliya al-Dam mengatakan bahwa pihaknya menargetkan "pendudukan Amerika" di Irak. Namun kelompok itu tidak memberikan bukti atas klaim serangan itu.

Sumber : Reuters

Baca juga: Menlu AS, Eropa kutuk serangan roket di Irak
Baca juga: Serangan roket Irak bunuh kontraktor sipil, lukai anggota layanan AS

 

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021